TRIBUNNEWS.COM – Pasukan pertahanan Israel (IDF) kembali melancarkan serangan brutal terhadap RS Kamal Adwan yang berada di Beit Lahia, Gaza Utara, Jumat (6/12/2024).
Serangan darat ini dilakukan militer IDF secara intens dengan disertai tembakan senjata api dan artileri.
Menurut kantor berita resmi Palestina WAFA, pasukan Israel meledakkan blok pemukiman dekat RS Kamal Adwan, yang mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas dan luka-luka.
Tak hanya melakukan serangan, mereka juga turut memblokade fasilitas tersebut dari semua arah.
Keterangan resmi MER-C menyebutkan, situasi di RS Kamal Adwan semakin memburuk. Sementara kebutuhan medis di Jalur Gaza terus meningkat akibat eskalasi konflik.
Serangan ini bukan kali pertama yang dilakukan Israel. Sejak 5 Oktober, pasukan Netanyahu telah melancarkan operasi darat berskala besar di Gaza Utara.
Mereka berdalih serangan dilakukan untuk “mencegah” kelompok perlawanan Palestina Hamas bangkit kembali.
Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 3.500 orang dilaporkan tewas dan hilang sejak operasi tersebut dimulai. Imbas serangan tersebut lebih dari 3.500 orang dilaporkan tewas dan hilang sejak operasi itu dimulai.
Tim Medis Diusir Paksa
Akibat ancaman Israel, para petugas medis MER-C yang sedang bertugas di rumah sakit tersebut terpaksa berjalan kaki sepanjang 8 kilometer dari RS Kamal Adwan menuju Jalan Salahuddin.
“Kami baru saja keluar dari RS Kamal Adwan. Ada dua peringatan (dari Israel) supaya kami keluar dari RS Kamal Adwan. Dan mereka masih membom RS Kamal Adwan sekarang,” demikian keterangan dari salah satu relawan Mer-C sebagaimana dikutip dari Palestina Chronicle.
Tak dijelaskan berapa banyak tim medis yang angkat kaki dari RS Kamal Adwan.
Namun menurut juru bicara RS tersebut masih banyak staf medis yang terancam jiwanya karena bertahan di RS Kamal Adwan.
“Dari kabar terkini yang kami dengar, sudah ada 50 syuhada di rumah sakit. Namun masih banyak yang masih terjebak di sana,” Kata salah satu relawan Mer-C.
“Tolong doakan kawan-kawan kami, staf medis di Kamal Adwan dan orang-orang yang masih dirawat di sana,” imbuhnya.
RS di Gaza Krisis
Kepala RS Kamal Adwan, Hussam Abu Safiya mengeluarkan pernyataan yang merinci kekejaman yang terjadi di dalam rumah sakit dan sekitarnya.
Ia menggambarkan situasi di dalam dan sekitar rumah sakit sebagai “bencana”.
“Tidak ada ahli bedah yang tersisa. Satu-satunya tim medis yang melakukan operasi adalah delegasi medis Indonesia dan mereka adalah tim pertama yang terpaksa meninggalkan pos,” jelas Abu Safiya.
Selain melakukan serangan, Tentara Israel juga turut membatasi pergerakan siapa pun yang berada di rumah sakit.
Akibat pergerakan terbatas ini, seorang perawat pengawas di RS Gaza mengatakan mereka kehabisan persediaan medis, termasuk kain kasa steril dan obat-obatan.
“Pasokan air telah terputus dan tidak ada makanan selama empat hari berturut-turut,” katanya kepada Swiss Info
Lazzarini dari UNRWA mengatakan orang-orang yang terluka tergeletak tanpa perawatan di rumah sakit yang terkena serangan.
“Tempat penampungan UNRWA yang tersisa sangat penuh sesak, sebagian pengungsi kini terpaksa tinggal di toilet,” katanya.
(Tribunnews.com / Namira Yunia)