Jakarta –
Israel kembali melancarkan serangan ke Lebanon hingga menewaskan satu orang di kota perbatasan. Serangan diluncurkan beberapa jam setelah Amerika mengumumkan penarikan diri pasukan Israel berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hizbullah.
Dilansir AFP, Jumat (13/12/2024), Israel meningkatkan operasinya di Lebanon selatan pada akhir September, setelah hampir setahun pertukaran lintas batas dimulai oleh kelompok pendukung Hamas itu.
Gencatan senjata mulai berlaku pada tanggal 27 November. Namun, kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran berulang kali.
“Serangan musuh Israel di kota Khiam menewaskan satu orang dan melukai yang lain,” kata Kementerian kesehatan Lebanon dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengecam keras serangan itu dalam sebuah pernyataan.
“Kurang dari 24 jam telah berlalu sejak tentara mulai dikerahkan di wilayah Khiam dan Marjayoun sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, ketika musuh Israel kembali menyerang kota Khiam,” katanya.
Militer Israel mengatakan telah menyerang operasi Hizbullah “yang beroperasi di Lebanon selatan”, tanpa menyebutkan di mana mereka diserang.
Mereka menuduh militan tersebut “menimbulkan ancaman bagi warga sipil Israel, yang melanggar perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon”.
Amerika Serikat dan Prancis merupakan bagian dari komite lima pihak yang juga melibatkan Lebanon, Israel, dan pasukan penjaga perdamaian PBB, untuk menjaga komunikasi antara para pihak dan memastikan pelanggaran gencatan senjata diidentifikasi dan ditangani.
Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa akan dikerahkan di Lebanon selatan saat tentara Israel menarik diri selama periode 60 hari.
(taa/taa)