Tel Aviv –
Israel mengancam akan kembali berperang di Lebanon jika gencatan senjata dengan Hizbullah gagal dipertahankan. Tel Aviv bersumpah bahwa kali ini, serangannya akan semakin dalam dan menargetkan negara Lebanon itu sendiri.
Ancaman itu menjadi yang paling kuat sejak gencatan senjata disepakati di Lebanon pekan lalu, untuk mengakhiri perang selama 14 bulan antara Israel dan Hizbullah. Tel Aviv menegaskan akan meminta pertanggungjawaban pemerintah Lebanon karena gagal melucuti senjata Hizbullah yang melanggar gencatan senjata.
“Jika kami kembali berperang, kami akan bertindak tegas, kami akan menyerang lebih dalam, dan hal terpenting yang perlu mereka ketahui: bahwa tidak akan ada lagi pengecualian bagi negara Lebanon,” tegas Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (4/12/2024).
“Jika sampai saat ini kami memisahkan negara Lebanon dari Hizbullah… (nanti) tidak akan lagi seperti ini,” cetusnya saat berkunjung ke area perbatasan utara Israel.
Meskipun gencatan senjata berlangsung, pasukan Israel terus melancarkan serangan di Lebanon bagian selatan. Tel Aviv mengklaim serangannya menargetkan para petempur Hizbullah yang mengabaikan perjanjian untuk menghentikan serangan dan mundur dari Sungai Litani, yang berjarak 30 kilometer dari perbatasan.
Para petempur Hizbullah, pada Senin (2/12), menggempur sebuah pos militer Israel. Sementara otoritas Lebanon melaporkan sedikitnya 12 orang tewas akibat serangan udara Israel di wilayahnya.
Katz, dalam pernyataannya, menyebut serangan Hizbullah itu sebagai “ujian pertama” dan menggambarkan serangan Israel sebagai respons yang kuat.