JAKARTA – Perwakilan Tetap Iran untuk PBB Duta Besar Sa’eed Iravani mengatakan, tidak ada negosiasi apa pun dengan Amerika Serikat jika ada tekanan dari Washington dan keinginan mendikte kebijakannya terhadap Teheran.
“Negosiasi memiliki prinsipnya sendiri, dan ini adalah proses memberi dan menerima. Jadi, kita harus terlibat dalam negosiasi dan berdiskusi satu sama lain, mungkin kita mencapai kesimpulan atau tidak, tetapi penyerahan tanpa syarat bukanlah negosiasi,” kata Duta Besar Iravani dalam wawancara dengan CBS News, melansir IRNA 30 Juni.
Dubes Iravani mengatakan, jika Negeri Paman Sam ingin berbicara dengan Negeri Para Mullah, “mereka akan mendapati kita siap untuk itu, tetapi jika mereka ingin mendikte kita, tidak mungkin ada negosiasi dengan mereka.”
Lebih jauh, Dubes Iravani mengecam ancaman Presiden AS Donald Trump untuk membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei sebagai “pelanggaran berat hukum internasional,” dengan berdasarkan hukum internasional, kepala negara memiliki kekebalan dari serangan apa pun.
Pekan lalu, Presiden Trump rencananya untuk mencabut sanksi terhadap Iran, mengkritik Ayatollah Khamenei dan mempertimbangkan akan mengebom kembali Iran jika melanjutkan pengayaan uraniumnya, dikutip dari Reuters.
Itu reaksi setelah sebelumnya Khamenei mengatakan Iran “menampar muka Amerika Serikat” seiring serangan terhadap pangkalan utama AS di Qatar, mengatakan Iran tidak akan pernah menyerah.
Presiden Trump mengatakan Ia telah menyelamatkan nyawa Khamanei. Pejabat AS mengatakan kepada Reuters pada tanggal 15 Juni, Presiden Trump telah memveto rencana Israel untuk membunuh pemimpin tertinggi tersebut.
“Negaranya hancur, tiga Situs Nuklirnya yang jahat DIHANCURKAN, dan saya tahu PERSIS di mana dia berlindung, dan tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini Terhebat dan Terkuat di Dunia, mengakhiri hidupnya,” tulis Presiden Trump dalam unggahan media sosial.
“SAYA MENYELAMATKANNYA DARI KEMATIAN YANG SANGAT BURUK DAN MEMALUKAN,” katanya.
Dubes Iravani sendiri menegaskan kembali hak Iran untuk memperkaya uranium berdasarkan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), dengan mengatakan program pengayaan negaranya tidak akan berhenti setelah tindakan agresi AS terhadap situs nuklir Iran.
AS diketahui mengebom tiga fasilitas nuklir utama di Iran, yaitu Fordow, Natanz dan Isfahan pada 21 Juni, sehingga terlibat langsung dalam perang agresi Israel yang pecah pada 13 Juni, sebelum kemudian disepakati gencatan senjata pada 24 Juni.
