JAKARTA – Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyampaikan bahwa jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 19,1 juta Single Investor Identification (SID) hingga akhir Oktober 2025.
“SID kita ini sekarang itu sudah mencapai 19,1 juta. Jadi tentunya, ini merupakan hal yang kita patut syukuri ya. Jadi, kalau kita melihat jauh-jauh (investor) kita masih 1 juta, sekarang sudah 19,1 juta,” kata Inarno dalam media gathering, Sabtu, 15 November.
Adapun, OJK menargetkan jumlah investor pasar modal dapat melampaui 20 juta sebagaimana tertuang dalam Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023–2027.
“Tentunya ini sama juga dalam roadmap kita juga kita campurkan di 2027 itu mencapai 20 juta,” tuturnya.
Namun, Inarno optimistis target tersebut bisa tercapai lebih cepat, bahkan pada pertengahan atau kuartal I tahun 2026.
“Mungkin pertengahan atau kuartal I/2026 insyaallah sudah mencapai 20 juta. Tapi tentunya ini dari lebih banyak kepada investor ritel. Jadi kami yang lebih berharap lagi adalah institusional untuk domestik, untuk peran yang semakin besar lagi ke pasar modal,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Eddy Manindo Harahap, menyampaikan bahwa per 7 November 2025 jumlah SID telah mencapai 19,32 juta. Angka tersebut naik 29,91 persen dibandingkan tahun 2024 yang sebanyak 14,87 juta SID.
Ia menyampaikan penambahan investor baru sebanyak 4,20 juta sepanjang tahun ini juga telah melampaui target tahunan OJK yang ditetapkan 2 juta investor.
“Kalau kita lihat pertumbuhannya itu sudah hampir 30 persen dari tahun lalu ke tahun ini. Nah itu cukup menggembirakan,” ujarnya.
Eddy menyampaikan dari total 19,32 juta SID, mayoritas investor masih berasal dari kelompok usia muda.
“Kalau kita lihat secara demografi ternyata dari sekitar 19,3 juta investor kita di pasar modal itu 54,20 persen adalah anak-anak muda yang usianya di bawah 30 tahun,” jelasnya.
Eddy berharap pertumbuhan investor muda ini diikuti peningkatan pendapatan sehingga nilai aset investasi mereka di pasar modal dapat terus bertambah.
“Jadi saya sih positif ke depan juga akan semakin besar market kita,” imbuhnya.
Sementara itu, OJK mencatat bahwa investor domestik, baik individu maupun institusi, masih didominasi oleh investor dari Pulau Jawa dengan porsi 69,22 persen. Disusul oleh Pulau Sumatera sebesar 15,99 persen dan Sulawesi 5,24 persen.
