Ini yang Terjadi Jika Terlalu Konsumtif dan Mengejar Gengsi, Intip Lima Tips Pengelolan Keuangan Jaman Now

2 March 2024, 17:10

SEMARANG, suaramerdeka.com– Masyarakat saat ini seringkali tidak bisa membedakan mana itu sebuah kebutuhan atau hanya keinginan. Semata-mata hanya demi gengsi, tak jarang masyarakat tidak bijaksana terutama dalam hal berutang. Idealnya berutang untuk sesuatu yang produktif bukan konsumtif namun faktanya banyak yang tak memperhatikan hal ini. Bahkan tak jarang mereka memanfaatkan pinjaman online untuk mendapatkan dana dengan cara yang relatif mudah. Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Kulit dengan Sunscreen yang Sesuai, Inilah Tipsnya Parahnya tak semua pinjaman online (pinjol) ini legal terdata dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Banyak juga masyarakat yang terjebak pinjol ilegal atau menggunakan dana pinjol untuk gali lubang tutup lubang pinjaman terdahulunya. Menurut Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Jawa Tengah Tangguh Wicaksono, banyak masyarakat memiliki atau menggunakan produk lembaga jasa keuangan (inklusi) tetapi pemahaman produknya (literasi) rendah. Baca Juga: Kisah Menyentuh di Balik Lirik Lagu ‘Rumah’ Salma Salsabil Menggetarkan Hati, Bikin Juri Indonesian Idol Menangis Tak heran banyak missunderstanding hingga memicu aduan soal lembaga jasa keuangan. Namun terlepas dari hal itu, masyarakat perlu mulai menetapkan tujuan keuangan lebih spesifik. Beberapa hal ini sering menyebabkan masalah keuangan termasuk tidak adanya tujuan atau cita-cita yang spesifik. Soal gengsi dan konsumtif, tidak bisa membedakan kebutuhan dan keinginan juga berujung bencana pada kondisi keuangan keluarga. Baca Juga: Megawati Hangestri dan Giovanna Milana Beri Perlawanan Sengit, Paksa Hyundai Hillstate Jatuh Bangun di Liga Voli Putri Korea Hari Ini Tangguh juga menyebut, kurangnya pemahaman soal investasi bagaimana mengenali dan mempelajari risiko sebuah investasi membuat memburuknya kondisi keuangan. “Yang penting juga bagaimana proses pencatatan dengan baik terkait pengelolaan arus kas ini supaya tidak menimbulkan permasalahan,” paparnya. Penting untuk diketahui bagaimana rumus alokasi pendapatan, seperti 40 persen kebutuhan, 30 persen cicilan, 20 persen goals/investasi, dan 10 persen sosial. Baca Juga: Megawati Hangestri dan Giovanna Milana Beri Perlawanan Sengit, Paksa Hyundai Hillstate Jatuh Bangun di Liga Voli Putri Korea Hari Ini Sebagai tips saja berikut ini pengelolaan keuangan yang ideal dan bisa diterapkan.   1. Bagikan dalam amplop/dompet terpisah, agar lebih kelola dengan baik dan tidak tercampur. 2. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, jangan FOMO atau FOPO. 3. Bijak dalam behutang idealnya hutang untuk biaya produktif bukan konsumtif. 4. Persiapkan dana darurat, agar dapat menjadi penyelamat saat masa-masa kritis keuangan. 5. Siap menghadapi resiko dengan memiliki dana cadangan atau dana darurat.***

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi