Ini Upaya Kementerian PU Dukung Kelancaran Arus Lalin di Banten saat Libur Nataru

Ini Upaya Kementerian PU Dukung Kelancaran Arus Lalin di Banten saat Libur Nataru

JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyebut, jaringan jalan nasional sepanjang 567,9 kilometer (km) di Provinsi Banten memiliki tingkat kemantapan sebesar 96,76 persen, serta didukung 221 jembatan dengan kondisi mantap.

Sementara itu, panjang jalan tol operasional di Banten mencapai 204,78 km, yang menjadi tulang punggung konektivitas menuju pelabuhan penyeberangan dan kawasan industri strategis di wilayah barat Pulau Jawa.

Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan, pihaknya berkomitmen memastikan perjalanan masyarakat berlangsung aman dan nyaman saat libur Natal dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

“Kami ingin masyarakat yang merayakan Natal dan Tahun Baru dapat melakukan perjalanan dengan senang di jalan, sampai di tempat tujuan dengan baik dan kembali ke rumah masing-masing dengan selamat,” ucap Dody dalam keterangan tertulis, Selasa, 23 Desember.

Dody pun mengingatkan pentingnya keselamatan berlalu lintas, khususnya bagi pengguna sepeda motor.

Dia mengimbau, agar pengendara tidak memaksakan diri dan memanfaatkan posko istirahat yang telah disediakan.

“Kementerian PU menyiagakan 590 posko di seluruh Indonesia. Saya harap, pengendara roda dua sebelum lelah segera berhenti dan beristirahat di posko terdekat, karena keselamatan utama,” katanya.

Guna mendukung kelancaran dan kenyamanan arus lalu lintas Nataru, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten Ditjen Bina Marga Kementerian PU Primawan Avicenna bilang, pihaknya telah menyiagakan sarana dan prasarana jalan serta menempatkan personel pada titik-titik rawan kemacetan.

“BPJN Banten menyiapkan posko Nataru tersebar di jaringan jalan nasional. Pada setiap posko tersebut juga disiagakan Disaster Relief Unit (DRU) berupa alat berat dan tim tanggap darurat untuk mengantisipasi kejadian kebencanaan maupun gangguan lalu lintas,” ujar dia.

Tercatat, BPJN Banten menyiagakan delapan posko Nataru tersebar di seluruh ruas strategis jalan nasional, termasuk satu posko utama di sekitar Merak yang berlokasi di Simpang Gerem, Kota Cilegon.

Selain itu, DRU juga disiagakan di 10 lokasi dengan dukungan alat berat, antara lain excavator, dump truck, jembatan bailey, stamper hingga genset, serta tim reaksi cepat siap bergerak 24 jam.

Dalam pengaturan arus penyeberangan, Kementerian PU mendukung skema distribusi kendaraan dari Jawa menuju Sumatera melalui tiga pelabuhan utama di Banten, yakni Pelabuhan Merak, Ciwandan, dan Bandar Bakau Jaya (BBJ) Bojonegara. Skema tersebut dilakukan untuk mengurai kepadatan dan meningkatkan efektivitas pelayanan penyeberangan.

Adapun pembagian layanan penyeberangan dilakukan secara tersegmentasi, yang mana Pelabuhan Merak melayani kendaraan roda empat dan bus, Ciwandan melayani sepeda motor, truk BBM serta truk sembako, sementara Pelabuhan BBJ Bojonegara difokuskan untuk penyeberangan truk barang dan logistik.

Akses jalan nasional menuju ketiga pelabuhan itu pun dilayani melalui beberapa koridor utama.

Untuk ke Pelabuhan Merak, masyarakat akan dilayani Exit Tol Merak KM 98, Exit Tol Cilegon Barat KM 92 serta Exit Tol Cilegon Timur KM 87 yang terhubung langsung dengan ruas nasional Cilegon–Merak.

Sementara itu, akses menuju Pelabuhan BBJ dan Ciwandan juga didukung oleh ruas nasional Serdang–Bojonegara–Merak serta jaringan jalan nasional dan Jalan Lingkar Selatan Kota Cilegon.

Secara umum, Primawan menyebut, tingkat kemantapan akses menuju pelabuhan di wilayah Banten berada pada kisaran 84-98 persen, dengan perhatian khusus pada ruas yang dilalui kendaraan berat dari kawasan industri dan quarry.

“Dengan kesiapan infrastruktur jalan nasional, posko siaga serta koordinasi lintas kementerian dan lembaga, kami optimistis arus Nataru 2025/2026 di Provinsi Banten dapat berjalan aman, lancar dan nyaman,” imbuhnya.