Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyebab utama paru-paru basah atau yang dikenal pneumonia adalah kuman.
Kuman ini terdiri atas bakteri, jamur, dan virus, kecuali virus penyebab TBC.
Penyakit ini tak pandang usia, mulai dari bayi hingga lansia.
Dokter spesialis paru-paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dr Kudiarto Sp P, mengatakan, gejala sepertu batuk, demam, hingga nyeri dada merupakan gejala yang bersifat umum ketika terserang infeksi pneumonia.
Namun lebih lanjut, gejala-gejala tersebut akan menyesuaikan kondisi masing-masing pasien.
“Contohnya pada pasien lansia di atas 65 tahun, jarang dijumpai keempatnya muncul. Terkadang hanya demam disertai nafsu makan yang turun,” kata dia dalam talkshow Dokter Unair TV.
Berikut adalah gejala yang muncul saat terkena pneumonia pada usia dewasa muda.
Ia menjelaskan, pada usia dewasa muda, bakteri kerap menjadi penyebab pneumonia.
Bakteri ini selanjutnya diklasifikasikan menjadi bakteri tipikal dan atipikal.
Pada bakteri tipikal, penderita akan mengalami gejala-gejala umum pneumonia.
Namun, bakteri atipikal akan memunculkan gejala-gejala tak umum seperti tidak enak badan, diare, serta mual-mual.
Sementara pada anak-anak, paru-paru basah umumnya disebabkan oleh virus.
Pengobatan pneumonia
Jika penyebabnya bakteri, akan diberikan antibiotik.
Namun jika jamur, maka akan diberikan antijamur.
Lalu jika penyebabnya virus, maka akan diberikan antivirus.
Pemberian obat-obatan antimikroba ini nantinya akan dilanjutkan dengan pengobatan keluhan dan pengobatan komplikasi.
Penyakit ini dapat sembuh total, namun memang setiap mikroba membutuhkan terapi yang berbeda.
Dokter Kudiarto menyebut, paru-paru basah merupakan salah satu penyakit berbahaya.
Bahkan WHO telah menetapkan pneumonia sebagai penyebab terbanyak kematian pada balita.
Maka dari itu, penting untuk digaungkan upaya pencegahan dan edukasi terkain bahaya pneumonia.
Pencegahan infeksi ini terdiri atas enam rantai. Pertama, adalah kuman.
Kedua, reservoir yang merupakan tempat tinggal kuman tersebut.
Ketiga, portal exit yang menjadi tempat kuman dikeluarkan, seperti batuk.
Lalu, terdapat pula entry point yang menjadi tempat masuknya kuman ke dalam tubuh, transmisi atau media penyebaran kuman, dan kekuatan imunitas individu.