Lampung Selatan –
BAKTI menunjukkan komitmennya dalam digitalisasi masyarakat, tak terkecuali para pembudidaya tambak di Lampung, khususnya di Kecamatan Palas, Lampung Selatan. Tak bisa dimungkiri, peranan teknologi dalam membangun Indonesia sangat besar dan mendasar.
Project Manager Pilot Project Digitalisasi Perikanan BAKTI Ali Farzah mengatakan kepada detikINET bahwa pelaksanaan program investasi perangkat smart autofeeder kepada para pembudidaya ini salah satunya bertujuan untuk mengangkat perekonomian masyarakat.
“Sebenarnya, BAKTI itu sudah menggelar akses telekomunikasi yang cukup masif di daerah-daerah rural ya, terutama di 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Nah dengan adanya akses telekomunikasi ini, itu harapannya adalah potensi masyarakat baik sosial dan ekonomi itu bisa kita angkat. Tentunya potensi ekonomi ini salah satunya adalah sektor perikanannya,” kata Ali.
Dengan hadirnya akses telekomunikasi, BAKTI berharap bisa menciptakan smart system untuk digitalisasi di sisi sektor perikanan. Nah, program ini menjadi pilot project digitalisasi perikanan guna menciptakan dan menggerakkan potensi-potensi daerah, terutama perekonomian masyarakat.
Untuk memenuhi infrastruktur pendukung atau saranan-saranan pendukungnya dari smart system auto feeder ini standardnya ada di catu daya dan juga internet. Oleh karena itu, dengan terbangunnya infrastruktur BAKTI dari sisi akses telekomunikasi, baik BTS atau akses internet, tentunya ini menjadi solusi.
BAKTI menunjukkan komitmennya dalam digitalisasi masyarakat, tak terkecuali para pembudidaya tambak di Lampung, khususnya di Kecamatan Palas, Lampung Selatan. Tak bisa dimungkiri, peranan teknologi dalam membangun Indonesia sangat besar. Foto: Aisyah/detikINET
“Ekosistem yang kami desain yang mana bisa mendukung potensi-potensi ekonomi yang berjalan di situ dengan adanya jangkauan internet dan listrik. Jadi, memang untuk saat ini program yang berjalan masih membutuhkan catu daya dan juga internet yang tersedia. Seperti itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ali menekankan pentingnya peranan teknologi dalam sektor ini. Apalagi, saat ini perikanan ini menjadi sektor yang cukup masif. Mengingat, Indonesia merupakan negara yang terdiri dari banyak pulau dan juga keberagaman hewani.
“Dari perjalanan 2 bulan ini, teknologi sangat mempengaruhi ketepatan dan efisiensi budidaya ya. Dari 2 bulan ini kita juga sudah melihat bahwa adanya angka kenaikan dari sisi gramasi ikan,” ujarnya.
Kemudian faktor lainnya adalah efisiensi pakan. Sehingga pembudidaya selama 2 bulan terakhir ini telah menikmati ekspektasi mereka yaitu bahwa dengan pakan yang sama dan alat bantu tambahan dapat mempercepat pertumbuhan dari ikan mereka.
Alat bantu smart autofeeder itu merupakan kreasi anak bangsa eFishery. Dari dua mitra yang mengusulkan program dengan autofeeder, sisi biaya dan keunggulan fitur dari eFishery lebih unggul.
BAKTI melanjutkan bahwa pemerintah sangat mengapresiasi startup uang mempunyai inisiasi di bidang sektor unggulan seperti agrikultur dan perikanan di Indonesia. Akan tetapi, BAKTI berharap mereka dapat menyediakan solusi jangka panjang
“Tidak hanya solusi-solusi jangka pendek yang tentunya ini kita bisa terapkan untuk kemudian hari dengan jangka waktu yang cukup lama, sehingga sustainability itu bisa menciptakan perekonomian untuk masyarakat yang berkelanjutan. BAKTI tentunya siap dukung,” tegasnya.
(ask/ask)