Sebelumnya, miliarder muda Tess Waresmith telah membangun portofolio investasi senilai USD 1 juta atau kurang lebih Rp 16,18 miliar (estiumasi kurs Rp 16185 per USD) dengan strategi yang sederhana tetapi efektif.
Setelah memulai perjalanan investasinya di usia pertengahan 20-an, Tess Waresmith belajar dari kesalahan awal, termasuk mempercayakan uangnya kepada penasihat keuangan dengan biaya tinggi dan strategi yang tidak efektif.
Dikutip dari CNBC pada Minggu (29/12/2024), kini sebagian besar aset milik Tess Waresmith tersebar di berbagai instrumen, seperti saham, real estat, dan kripto. Filosofinya sederhana: belajar, diversifikasi, dan mulai dari dasar.
“Filosofi investasi nomor 1 saya adalah belajar sebanyak mungkin tentang apa pun yang Anda minati dan melakukan diversifikasi,” katanya.
Tess Waresmith merekomendasikan untuk memulai dengan investasi pada resa dana saham dan ETF (Exchange-Traded Funds). Instrumen ini populer karena dua alasan utama:
Biaya Rendah: Reksa dana saham tidak memerlukan manajemen aktif, sehingga biaya tahunan yang dikenakan sangat kecil, seringkali hanya 0,03%.
Diversifikasi Otomatis: Dengan membeli satu dana indeks yang mencakup pasar secara luas, seperti “total market fund,” investor dapat mendapatkan eksposur hingga 95% pasar saham AS.
“Dana indeks merupakan cara yang bagus untuk memulai dan memahami dasar-dasar pasar saham serta menginvestasikan uang Anda dengan cara yang benar-benar terdiversifikasi dan berbiaya rendah,” jelas Tess Waresmith.
Bereksperimen dengan Investasi Lain
Setelah memahami dasar-dasar investasi, Tess Waresmith menyarankan untuk bereksperimen dengan instrumen lain, seperti real estat atau saham spesifik, tetapi dengan tetap memperhatikan risiko.
“Jika Anda memiliki portofolio yang bagus dan ingin belajar lebih jauh, ada begitu banyak kekuatan dalam pengetahuan,” katanya. Namun, ia mengingatkan, “Anda hanya perlu mengetahui risikonya.”