Jakarta: Liburan akhir tahun semakin dekat. Bagi yang berencana menggunakan pesawat sebagai moda transportasi, bersiaplah dengan turbulensi yang kerap terjadi. Namun, apa sebenarnya pengertian turbulensi?
Turbulensi merupakan fenomena yang sangat umum, dan pesawat sebenarnya sudah dirancang untuk menghadapinya. Turbulensi membuat pesawat bergetar atau berguncang tiba-tiba.
Menariknya, tidak semua turbulensi itu sama. Ada beberapa jenis turbulensi yang berbeda penyebab dan karakteristiknya. Nah, memahami jenis-jenis turbulensi ini dapat membuat kamu lebih tenang ketika mengalaminya, lho.
Yuk, ketahui jenis-jenis turbulensi pesawat yang umum terjadi dalam dunia penerbangan!
Jenis-jenis Turbulensi Pesawat
1. Clear Air Turbulence (CAT)
Clear Air Turbulence adalah turbulensi yang terjadi di langit cerah tanpa awan, sehingga hampir mustahil terlihat oleh mata maupun radar. CAT biasanya muncul pada batas antara massa udara dingin dan panas, dekat aliran jet stream, atau di ketinggian jelajah (sekitar 30.000–40.000 kaki.
Ciri-cirinya, guncangan datang tiba-tiba, meski cuaca terlihat tenang. Karena tidak bisa diprediksi, turbulensi jenis ini cenderung mengejutkan penumpang dan berbahaya bagi yang sudah melepas sabuk pengaman.
2. Turbulensi Mekanis
Turbulensi satu ini terjadi ketika aliran angin terganggu oleh halangan di permukaan bumi, seperti pegunungan, gedung pencakar langit, atau bukit dan lembah. Jenis turbulensi ini lebih sering dirasakan saat pesawat lepas landas atau mendarat.
3. Turbulensi Termal
Disebut juga turbulensi konveksi, terjadi karena pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Udara panas naik, udara dingin turun, sehingga menciptakan arus udara vertikal tidak stabil.
Turbulensi jenis ini biasanya terjadi di siang hari, ketika cuaca panas, dan di atas daerah gurun atau perkotaan. Cirinya, pesawat terasa seperti “naik–turun” atau “dijatuhkan,” mirip sensasi roller coaster.
4. Turbulensi Wake Vortex
Ini turbulensi yang diciptakan oleh pesawat lain, terutama pesawat besar seperti Boeing 747 atau Airbus A380. Saat pesawat terbang, sayap menciptakan pusaran udara kuat di belakangnya.
5. Turbulensi Frontal
Turbulensi frontal terjadi ketika pesawat melewati pertemuan dua massa udara berbeda, seperti udara panas vs udara dingin atau udara kering vs lembap. Kondisi ini sering dijumpai ketika pesawat melewati front cuaca, seperti sistem badai.
6. Turbulensi Orographic
Jenis ini termasuk bagian dari turbulensi mekanis, tetapi lebih spesifik terjadi karena aliran udara yang melintasi pegunungan. Ketika angin menabrak pegunungan, ia naik ke atas, lalu turun cepat di sisi lainnya, menghasilkan gelombang udara tak stabil.
7. Turbulensi di dalam Awan Kumulonimbus
Awan cumulonimbus (CB) adalah awan badai raksasa yang mengandung angin vertikal kuat, hujan deras, petir, hingga es dan hujan batu. Pilot akan menghindari awan ini, karena turbulensinya bisa sangat kuat.
Ciri turbulensi ini adalah guncangan yang hebat, lonjakan udara naik–turun, dan pesawat terasa didorong dari berbagai arah.
Jakarta: Liburan akhir tahun semakin dekat. Bagi yang berencana menggunakan pesawat sebagai moda transportasi, bersiaplah dengan turbulensi yang kerap terjadi. Namun, apa sebenarnya pengertian turbulensi?
Turbulensi merupakan fenomena yang sangat umum, dan pesawat sebenarnya sudah dirancang untuk menghadapinya. Turbulensi membuat pesawat bergetar atau berguncang tiba-tiba.
Menariknya, tidak semua turbulensi itu sama. Ada beberapa jenis turbulensi yang berbeda penyebab dan karakteristiknya. Nah, memahami jenis-jenis turbulensi ini dapat membuat kamu lebih tenang ketika mengalaminya, lho.
Yuk, ketahui jenis-jenis turbulensi pesawat yang umum terjadi dalam dunia penerbangan!
Jenis-jenis Turbulensi Pesawat
1. Clear Air Turbulence (CAT)
Clear Air Turbulence adalah turbulensi yang terjadi di langit cerah tanpa awan, sehingga hampir mustahil terlihat oleh mata maupun radar. CAT biasanya muncul pada batas antara massa udara dingin dan panas, dekat aliran jet stream, atau di ketinggian jelajah (sekitar 30.000–40.000 kaki.
Ciri-cirinya, guncangan datang tiba-tiba, meski cuaca terlihat tenang. Karena tidak bisa diprediksi, turbulensi jenis ini cenderung mengejutkan penumpang dan berbahaya bagi yang sudah melepas sabuk pengaman.
2. Turbulensi Mekanis
Turbulensi satu ini terjadi ketika aliran angin terganggu oleh halangan di permukaan bumi, seperti pegunungan, gedung pencakar langit, atau bukit dan lembah. Jenis turbulensi ini lebih sering dirasakan saat pesawat lepas landas atau mendarat.
3. Turbulensi Termal
Disebut juga turbulensi konveksi, terjadi karena pemanasan permukaan bumi oleh matahari. Udara panas naik, udara dingin turun, sehingga menciptakan arus udara vertikal tidak stabil.
Turbulensi jenis ini biasanya terjadi di siang hari, ketika cuaca panas, dan di atas daerah gurun atau perkotaan. Cirinya, pesawat terasa seperti “naik–turun” atau “dijatuhkan,” mirip sensasi roller coaster.
4. Turbulensi Wake Vortex
Ini turbulensi yang diciptakan oleh pesawat lain, terutama pesawat besar seperti Boeing 747 atau Airbus A380. Saat pesawat terbang, sayap menciptakan pusaran udara kuat di belakangnya.
5. Turbulensi Frontal
Turbulensi frontal terjadi ketika pesawat melewati pertemuan dua massa udara berbeda, seperti udara panas vs udara dingin atau udara kering vs lembap. Kondisi ini sering dijumpai ketika pesawat melewati front cuaca, seperti sistem badai.
6. Turbulensi Orographic
Jenis ini termasuk bagian dari turbulensi mekanis, tetapi lebih spesifik terjadi karena aliran udara yang melintasi pegunungan. Ketika angin menabrak pegunungan, ia naik ke atas, lalu turun cepat di sisi lainnya, menghasilkan gelombang udara tak stabil.
7. Turbulensi di dalam Awan Kumulonimbus
Awan cumulonimbus (CB) adalah awan badai raksasa yang mengandung angin vertikal kuat, hujan deras, petir, hingga es dan hujan batu. Pilot akan menghindari awan ini, karena turbulensinya bisa sangat kuat.
Ciri turbulensi ini adalah guncangan yang hebat, lonjakan udara naik–turun, dan pesawat terasa didorong dari berbagai arah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)
