Jakarta –
Kementerian Pertahanan Inggris (Ministri of Defence/MOD) memamerkan video dari senjata berbasis laser terbarunya yang bernama DragonFire.
Dalam video tersebut ditunjukkan sebuah senjata berbasis laser atau laser-directed energy weapon (LDEW), yang berhasil menembak target yang berada di udara saat diuji di Pesisir Skotlandia, Januari lalu.
Video tersebut menunjukkan kemampuan senjata laser dan MOD menganggap senjata itu punya potensi untuk mengubah kemampuan pertahanan Inggris, demikian dikutip detikINET dari Business Insider, Jumat (15/3/2024).
Dalam pernyataannya Januari lalu, MOD menyebut senjata tersebut punya akurasi sangat tinggi, bahkan bisa menembak koin kecil secara akurat dari jarak sejauh 1 kilometer. Namun tentunya mereka masih merahasiakan jarak maksimal dari senjata laser ini.
Tak cuma akurasi tinggi, namun dibanding sistem pertahanan udara lain, DragonFire ini terbilang ekonomis. Pasalnya setiap tembakan lasernya itu hanya berbiaya USD 13. Sebagai perbandingan, misil pertahanan udara yang banyak dipakai saat ini membutuhkan biaya jutaan dolar untuk setiap misilnya.
MOD juga memamerkan animasi yang menunjukkan sebuah skenario di mana DragonFire ini dipakai di kapal perang Royal Navy dan dipakai untuk menembak kapal kecil dan tiga buah drone, yang menyebabkan satu drone meledak dan dua drone sistem kontrolnya rusak..
Menurut MOD, DragonFire ini bisa memberikan keuntungan operasional yang sangat signifikan dengan menghadirkan kemampuan pertahanan udara di garis depan, sembari mengurangi biaya amunisi dan mengurangi risiko kerusakan tambahan.
DragonFire dinilai akan efektif untuk melawan serangan dari drone, utamanya karena saat ini drone banyak dipakai untuk melancarkan serangan dan juga melakukan pemantauan posisi musuh, misalnya di konflik yang terjadi di Ukraina.
Namun DragonFire juga punya kelemahan, setidaknya menurut analis, yaitu belum diketahui efektivitasnya saat dipakai di kondisi cuaca dengan awan yang tebal.
(asj/asj)