Industri Serap 43% Kebutuhan Listrik pada 2060, Kadin Genjot Kolaborasi – Page 3

Industri Serap 43% Kebutuhan Listrik pada 2060, Kadin Genjot Kolaborasi – Page 3

Aryo menilai, pemerintah perlu memanfaatkan peluang kolaborasi dengan swasta, guna mendanai proyek-proyek besar seperti pembangunan pembangkit berbasis energi terbarukan, supergrid antarpulau, serta infrastruktur transmisi dan distribusi listrik di wilayah terpencil. Skema kolaborasi juga membuka peluang diversifikasi investasi. 

“Dengan pembagian peran yang jelas, pembangunan infrastruktur listrik dapat lebih cepat terealisasi, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal),” imbuhnya.

Ketua Komite Tetap Rencana Strategis dan Kelembagaan Bidang ESDM Kadin Indonesia M Maulana menambahkan, salah satu prioritas dalam RUKN adalah transisi menuju energi bersih. Pada 2060, sekitar 73,6 persen dari bauran energi nasional target berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT). 

Maulana menekankan pengembangan pembangkit berbasis EBT seperti tenaga surya, angin, dan panas bumi tidak hanya penting untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga untuk menjamin keberlanjutan pasokan energi di Tanah Air.  

“Transisi energi harus dilakukan secara bertahap dan terukur. Teknologi rendah karbon, seperti Carbon Capture and Storage (CCS), serta pengembangan pembangkit yang fleksibel menjadi bagian dari solusi untuk memastikan transisi ini berjalan lancar,” ungkapnya.

Meskipun memiliki potensi besar, implementasi RUKN tidak lepas dari tantangan. Salah satunya, kebutuhan akan regulasi yang mendukung partisipasi sektor swasta. Di sisi lain, pendanaan proyek besar-besaran juga harus diupayakan agar tidak membebani anggaran negara.   

“Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan yang mendukung investasi, seperti penyederhanaan perizinan dan jaminan kepastian hukum,” pinta Maulana.