Perlu diketahui, ada tiga MoU yang diteken Bahlil. Yakni. Soal pengembangan kawasan industri berkelanjutan, perdagangan listrik EBT lintas batas atau ekspor listrik, serta penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).
Adapun, nilai investasi ekspor listrik EBT ke Singapura diperkirakan bisa mencapai USD 30-50 miliar untuk jnvestasi pembangkit panel surya. Lalu, Rp 2,7 miliar untuk manufaktur panel surya dan BESS.
Bahlil juga mencatat, ada potensi penambahan devisa per tahun mencapai USD 4-6 miliar. Selanjutnya, potensi tambahan penerimaan negara USD 210-600 juta. Proyek inu juga digadang mampu menyerap 418 ribu tenaga kerja.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5251269/original/013841200_1749791692-1000060245__1_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)