Indonesia Siap Jalankan Program B50 pada 2026, Bakal Untung atau Rugi? – Page 3

Indonesia Siap Jalankan Program B50 pada 2026, Bakal Untung atau Rugi? – Page 3

Liputan6.com, Jakarta – Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga, mempertanyakan program BBM Solar dengan campuran 50% bahan bakar nabati, atau biodiesel (B50) yang bakal mulai diterapkan awal 2026.

Dari sisi ketersediaan bahan, ia tidak mempermasalahkan lantaran Indonesia dikaruniai banyak kelapa sawit. Namun, Sahat meminta pemerintah turut mempertimbangkan keuntungan ekonomi dari padanya. 

“Dari volume realistis, tapi menguntungkan enggak? Itu pertanyaan kedua. Itu yang perlu dikaji,” kata Sahat saat ditemui di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (5/7/2025).

Sebagai gambaran, ia menghitung ongkos pengadaan bahan bakar untuk mesin diesel, yang berasal dari energi fosil dengan rentang harga USD 68-70 per barel. Jika diproduksi dalam bentuk Solar, harga keekonomiannya menjadi USD 72 per barel. 

“Sekarang sawit berapa? USD 870 per ton. Untuk jadi biodiesel tambah USD 85, jadi USD 955 per ton. USD 955 per ton dikali dengan 0,879, itu kira-kira USD 1.100 per kubik meter. Dibagi 6,2 untuk ke barel, itu USD 120-130. Mana yang lebih menguntungkan bagi Indonesia?” bebernya. 

Menurut dia, Indonesia saat ini idealnya masih berada di level B20 untuk implementasi program biodiesel. “Habis itu tergantung daripada market,” imbuhnya.