Indonesia Pacu Pengembangan Bioetanol sebagai Solusi Energi Hijau demi Kemandirian Nasional

Indonesia Pacu Pengembangan Bioetanol sebagai Solusi Energi Hijau demi Kemandirian Nasional

Memahami potensi bioetanol tidak bisa dilepaskan dari pemahaman mengenai proses teknis pembuatannya yang harus berkembang dari waktu ke waktu. Secara fundamental, bioetanol adalah alkohol yang dihasilkan dari fermentasi gula yang terdapat dalam biomassa.

Dilansir dari Celignis, proses poduksi bioetanol melibatkan tahapan bioproses yang komplek, dimulai dari pra-perlakuan bahan baku hinggafermentasi.

Pada  generasi muda, bietanol diproduksi dari tanaman pangan yang mengandung gula atau pati, Pati ini dihidrolisis menjadi gula sederhana sebelum difermentasi oleh ragi menjadi etanol.

Namun, tantangan global kini mendorong peralihan ke teknologi generasi kedua, yaitu penggunaan biomassa lignoselulosa.

Teknologi ini memungkinkan pengunaan limbah pertanian, jerami, atau kayu yang tidak bersaing dengan bahan pangan, untuk diubah menjadi bahan bakar.

Proses ini jauh lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan karena memerlukan pemecahan struktur selulosa yang keras, namun menawarkan solusi jauh lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan karena maf residu yang sebelumnya tidak bernilai. 

Penguasaan teknologi, baik untuk generasi pertama maupun kedua, menjadi kunci industri di Indonesia. Dengan memahami karakteristik kimiawi bahan baku lokal, para peneliti dan industri dapat mengoptimalkan rendemen etanol yang dihasilkan, menjadikan jualnya kompetitif dibanding bensin fosil.