Bisnis.com, MANGUPURA — India bakal terus menekan impor batu bara dalam 10 tahun ke depan. Hal ini dilakukan seiring dengan peningkatan produksi domestik dan transisi menuju energi baru terbarukan (EBT).
Additional Secretary Kementerian Batu Bara India Sanoj Kumar Jha menuturkan, saat ini pihaknya berhasil menekan impor emas hitam menjadi sekitar 19% dari total kebutuhan. Angka ini turun signifikan dibandingkan dengan 1 dekade lalu yang mencapai 26%.
“Batu bara yang dulu kami impor sekitar 26% dari total kebutuhan kami, sekitar 10 tahun yang lalu, sekarang telah turun menjadi 19%, dan kami perkirakan akan terus turun,” ucap Kumar dalam forum CT Asia 2025 di Jimbaran, Bali, Senin (22/9/2025).
Adapun, total kebutuhan batu bara India saat ini mencapai sekitar 1,6 miliar ton per tahun.
Kumar juga menyebut, saat ini India berhasil menekan kebutuhan impor batu bara kadar abu rendah untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Sebagai konteks, India tak memiliki jenis batu bara tersebut sehingga wajib impor.
“Untuk pembangkit listrik tenaga batu bara berbasis impor, kebutuhannya telah turun sebesar 41%,” katanya.
Dia menjelaskan, pihaknya menekan impor batu bara seiring upaya transisi menuju energi hijau. Di satu sisi, India juga tengah menggenjot produksi dalam negeri.
Oleh karena itu, Kumar memperkirakan kebutuhan batu bara India bakal menurun atau setidaknya stagnan dalam 10 tahun ke depan.
“Kami memperkirakan kebutuhan batu bara akan mulai menurun, atau lebih tepatnya stagnan dalam 10 tahun ke depan, dan akan tetap di sekitar 1,5 miliar ton hingga 1,6 miliar ton [per tahun],” ucapnya.
Asal tahu saja, India merupakan salah satu importir batu bara terbesar di dunia. Negara itu bahkan sering menempati posisi nomor satu atau dua bersama China, tergantung tahun dan kondisi pasar.
India juga merupakan pasar ekspor terbesar Indonesia. Pada 2024, ekspor batu bara RI ke India mencapai 108,07 juta ton.
