Asal tahu saja, dalam periode lima tahun terakhir, 2020–2024, tren konsumsi LPG di Indonesia menunjukkan peningkatan sebesar 10,98 persen, naik dari 8,02 juta ton pada 2020 menjadi 8,90 juta ton pada 2024.
Sementara itu, kapasitas produksi domestik hanya tumbuh sebesar 2,40 persen dalam periode yang sama, dari 1,92 juta ton pada 2020 menjadi 1,96 juta ton pada 2024.
“Kesenjangan antara pertumbuhan konsumsi dan produksi di atas tercatat semakin memperbesar ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG,” katanya.
Bebani Anggaran Negara
Komaidi menyoroti pula total belanja subsidi meningkat dari Rp 242,1 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 307,9 triliun dalam APBN 2025. Peningkatan ini didorong terutama oleh lonjakan subsidi energi, yang naik dari Rp140,4 triliun menjadi Rp203,4 triliun di periode yang sama.
Berdasarkan komoditasnya, subsidi LPG 3Kg tercatat memiliki porsi terbesar yaitu sekitar 42 – 45 persen dari total subsidi energi. Alokasi subsidi untuk LPG 3 Kg juga tercatat meningkat dari Rp67,6 triliun pada 2021 menjadi Rp87 triliun pada APBN 2025.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4532017/original/055249700_1691580533-Konsumen_resmi_lpg_3_kg-ANGGA_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)