Jakarta (beritajatim.com)– Menteri Perhubungan (Menhub) mewanti wanti untuk pemudik melakukan mudik lebaran bukan pada puncak yang diperkirakan H-4. Pada puncak ini animo pemudik akan tumplek blek dan rentan mengalami lonjakan volume kendaraan dan kepadatan di jalan yang signifikan.
Sementara itu Menhub merekomendasikan pemudik melakukan perjalanan mudik lebaran dengan berangkat mulai H-10 hingga H-5 lebaran.
“Saya secara khusus menyampaikan berkaitan dengan waktu mudik. Presiden menginformasikan atau menyarankan bahwa mudik itu kalau bisa H-10 sampai H-5,” ungkap Budi Karya Sumadi melansir portal resmi kepolisian RI.
Kendati masyarakat memilih mudik ketika waktu puncaknya, lanjut Budi, pihak kepolisian telah menyiapkan skenario untuk mengurai kemacetan di sejumlah jalur mudik.
“Kakorlantas Polri menyiapkan skenario itu kalau lebih ringan lebih bagus. Itu bisa dilaksanakan,” jelasnya.
Sementara Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Irjen Pol Aan Suhanan menyiagakan Satuan Tugas (Satgas) Urai Kemacetan untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan saat arus mudik dan balik Lebaran 2024.
“Satgas ini dibentuk untuk memaksimalkan kelancaran dan keselamatan pemudik,” ujarnya.
Satgas Urai Kemacetan akan berfokus pada penyelesaian permasalahan di “trouble spot” yang sering mengakibatkan kemacetan, seperti pengemudi yang berhenti di bahu jalan atau gangguan lainnya.
Sebanyak 500 kendaraan roda dua didistribusikan kepada sub satgas untuk membantu mengurai kemacetan di titik-titik rawan. Pembentukan satgas ini didasari oleh potensi tingginya volume kendaraan dan perkiraan 193,6 juta pemudik pada tahun ini.
“Jalur darat masih menjadi primadona bagi para pemudik, sehingga strategi khusus perlu diterapkan untuk melayani mereka,” ucapnya. [aje]