Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti telah menemukan fosil berusia 450 tahun yang terbungkus dalam mineral yang dikenal sebagai emas palsu.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Associate Professor Luke Parry, Departemen Ilmu Bumi, Universitas Oxford, telah mengungkap fosil artropoda, kelompok laba-laba, kelabang, dan serangga, dari Periode Ordovisium.
Spesimen tersebut diawetkan oleh pirit (emas palsu), sehingga memberikan tampilan seperti bongkahan emas yang indah.
“Selain memiliki warna emas yang indah dan mencolok, fosil-fosil ini terawetkan dengan sangat baik. Fosil-fosil ini tampak seolah-olah bisa bangkit dan melarikan diri,” ujar Parry dikutip dari laman resmi Universitas Oxford, Sabtu (2/11/2024).
Fosil tersebut ditemukan di sebuah situs di New York, AS, yang berisi “Beecher’s Trilobite Bed”, sebuah lapisan batu yang mengandung banyak trilobita dengan pengawetan.
Selain trilobita, banyak jenis organisme lain yang juga jarang ditemukan di situs ini, mangkanya penemuan ini bisa dibilang cukup langka.
Fosil yang diberi nama Lomankus edgecombei itu diambil dari nama ahli artropoda Greg Edgecombe dari Museum Sejarah Alam London.
Mereka termasuk dalam kelompok yang disebut megacheiran, kelompok ikonik artropoda fosil dengan kaki besar yang dimodifikasi di bagian depan tubuh guna menangkap mangsa.
Megacheiran seperti Lomankus sangat beragam selama Periode Kambrium (538-485 juta tahun lalu) tetapi diperkirakan sebagian besar telah punah pada Periode Ordovisium (485-443 juta tahun lalu), saat fosil baru ini diawetkan.
Hewan yang diawetkan di Beecher’s Trilobite Bed hidup di lingkungan yang tidak bersahabat dengan oksigen rendah yang memungkinkan pirit, yang umumnya dikenal sebagai emas palsu, menggantikan bagian-bagian tubuh mereka setelah terkubur dalam sedimen. Yang akhirnya dapat menghasilkan fosil 3D berwarna emas.
Pirit adalah mineral yang sangat padat, sehingga fosil dari lapisan ini dapat dipindai untuk mengungkap detail tersembunyi dari anatomi mereka.
(fab/fab)