Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Ilmuwan Temukan Buaya Kerdil Oranye, Diduga Jadi Spesies Baru

Ilmuwan Temukan Buaya Kerdil Oranye, Diduga Jadi Spesies Baru

Jakarta

Peneliti menemukan buaya kerdil di sebuah gua di Gabon, Afrika bagian tengah. Kulit buaya tersebut tampak oranye. Tidak jelas berapa lama mereka berada di sana, tetapi penelitian genetik menunjukkan mereka mungkin berubah menjadi spesies baru.

Buaya kerdil oranye ini hidup di dalam salah satu sistem Gua Abanda, di Provinsi Ogooue-Maritime, Gabon. Mereka terbiasa hidup dalam kegelapan total, memangsa kelelawar, dan berenang di guano alias kotoran kelelawar yang cair.

Belum jelas diketahui berapa banyak buaya yang hidup di gua-gua ini, atau kapan mereka mengadopsi gaya hidup bawah tanah ini, tetapi mereka mungkin telah berada di sana selama ribuan tahun, dan para ilmuwan mengatakan mereka bahkan mungkin sedang dalam proses berevolusi menjadi spesies baru.

Dikutip dari Science Alert, Selasa (7/1/2024) buaya penghuni gua baru diteliti pertama kali pada 2010, dan sebuah penelitian di 2016 yang membandingkannya dengan buaya penghuni hutan menunjukkan sejumlah perbedaan di antara keduanya.

Pola makan mereka sangat berbeda, buaya gua hampir secara eksklusif memakan jangkrik dan kelelawar yang menempel di dinding gua. Mereka menemukan bahwa buaya gua secara umum berada dalam kondisi yang lebih baik daripada buaya yang hidup di hutan, yang menurut para peneliti, kemungkinan besar disebabkan oleh banyaknya mangsa yang tersedia dan kurangnya predator.

Mereka menduga, buaya gua bertelur di mulut gua. Kemudian, buaya muda menjelajah ke dalam kegelapan. Setelah mencapai usia dewasa, diperkirakan mereka hampir tidak pernah keluar dari gua lagi.

Kulit Oranye dan Perubahan Genetik

“Kulit oranye yang tidak biasa pada buaya dewasa mungkin merupakan hasil dari seringnya mereka berenang di guano kelelawar. Kotoran kelelawar kaya akan urea,” kata penulis utama studi Matthew Shirley, ahli biologi konservasi dari Florida International University.

“Seiring waktu, paparan ini tampaknya menyebabkan pemutihan kimiawi pada kulit buaya,” imbuhnya.

Menariknya, analisis genetik buaya yang belum dipublikasikan, menunjukkan buaya gua oranye mungkin bermutasi. Para peneliti mengatakan kepada surat kabar itu bahwa satu haplotipe (sekelompok varian DNA yang diwarisi dari induk) yang ditemukan pada buaya gua tidak ada pada buaya hutan.

“Buaya di Gua Abanda menonjol sebagai kelompok genetik yang terisolasi,” kata rekan penulis studi Richard Oslisly, seorang peneliti di France’s Institute of Research for Development.

Perubahan genetik ini merupakan bukti bahwa buaya gua berevolusi menjadi spesies baru. “Sebagai hasil dari isolasi itu dan fakta bahwa hanya sedikit individu yang datang atau pergi, mereka tengah dalam proses menjadi spesies baru,” kata Shirley.

“Apakah itu akan terjadi segera atau tidak, tidak ada yang tahu,” tutupnya.

(rns/rns)