YOGYAKARTA – Ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi. Taksonomi merupakan cabang ilmu biologi yang berfungsi mengelompokkan berbagai jenis makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya.
Dengan adanya klasifikasi ini, para ilmuwan dapat mempelajari keanekaragaman hayati secara lebih teratur dan sistematis. Berikut akan dibahas apa itu taksonomi, bagaimana sejarah awal perkembangannya, dan manfaatnya.
Ilmu yang Mempelajari Klasifikasi Makhluk Hidup
Ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup (taksonomi) memperhatikan beberapa aspek, seperti bentuk luar (morfologi), struktur dalam (anatomi), fungsi tubuh (fisiologi), hingga sejarah evolusi (filogeni). Melalui pendekatan ini, setiap organisme dapat ditempatkan dalam kelompok yang sesuai dengan karakteristiknya.
Pengelompokan tersebut membantu dalam memahami hubungan kekerabatan antarspesies yang ada di bumi. Pemahaman tentang taksonomi sangat penting, terutama bagi pelajar dan peneliti biologi, untuk mengenali dan memahami keanekaragaman hayati yang begitu luas.
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “taxis” yang berarti penyusunan, dan “nomos” yang berarti aturan atau hukum. Secara sederhana, taksonomi adalah ilmu yang mengatur tentang cara mengelompokkan, memberi nama, dan mengidentifikasi makhluk hidup berdasarkan kesamaan serta perbedaan ciri-cirinya.
Pengelompokan makhluk hidup dilakukan melalui beberapa tahapan berdasarkan tingkat takson, mulai dari yang paling umum hingga yang paling spesifik. Urutan tingkatan takson tersebut meliputi kingdom (kerajaan), filum atau divisi, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies.
Sistem klasifikasi memungkinkan setiap organisme memiliki posisi yang jelas dalam hierarki klasifikasi, sehingga memudahkan proses penelitian dan identifikasi. Sistem ini pertama kali dikenalkan oleh ilmuwan asal Swedia bernama Carolus Linnaeus pada abad ke-18.
Linnaeus menggunakan dasar persamaan ciri untuk mengelompokkan makhluk hidup dan memperkenalkan sistem penamaan ganda yang disebut binomial nomenclature. Melalui sistem ini, setiap makhluk hidup memiliki nama ilmiah yang terdiri dari dua kata, yaitu nama genus dan nama spesies, misalnya Homo sapiens untuk manusia.
Mempelajari klasifikasi makhluk hidup memiliki banyak manfaat, terutama dalam bidang biologi dan penelitian ilmiah. Salah satu manfaat utamanya adalah mempermudah proses identifikasi makhluk hidup. Dengan adanya sistem klasifikasi, para ilmuwan dapat mengenali spesies baru serta memahami hubungan kekerabatannya dengan spesies lain.
Selain itu, taksonomi juga membantu dalam memahami evolusi dan sejarah kehidupan di bumi. Melalui pengelompokan berdasarkan filogeni atau hubungan evolusi, para ilmuwan dapat menelusuri asal-usul suatu spesies serta bagaimana ia berevolusi dari waktu ke waktu.
Dalam bidang pendidikan, taksonomi berperan penting dalam pembelajaran biologi. Dengan memahami sistem klasifikasi, siswa dapat mempelajari karakteristik dan fungsi berbagai organisme dengan cara yang lebih teratur.
Selain itu, pengetahuan tentang klasifikasi juga berguna dalam bidang pertanian, kedokteran, hingga konservasi lingkungan, karena membantu manusia mengenali organisme yang bermanfaat maupun yang berpotensi merugikan.
Demikian penjelasan soal ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup atau taksonomi. Melalui sistem yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus, klasifikasi menjadi lebih sistematis dengan penggunaan nama ilmiah yang seragam di seluruh dunia.
