Sebagian besar produk Fox and Bunny menggunakan bahan dasar kain dan flanel, adapun produk berbahan dasar kertas masuk dalam seri Risugumi, yang mencakup buku stiker dan buku tulis dengan rentang harga sekitar Rp50.000 hingga Rp60.000.
“Harga produk kita berkisar mulai dari Rp50.000 untuk produk termurah, seperti buku stiker. Best seller kita adalah Busy Bunny. Busy Bunny dibanderol dengan harga Rp299.000 dan masih menjadi best seller dalam kategori Busy Book dan Baby Book,” ujarnya.
Setiap produk Fox and Bunny dibuat dengan konsep edukasi yang mendukung perkembangan sensorik dan motorik anak, menjadikannya mainan yang lebih bermanfaat dibandingkan gadget. Dimulai dari newborn (0 bulan). Kategori pertama usia 0 sampai 6 bulan, kemudian 6 bulan sampai 1 tahun. Setelah melewati usia 1 tahun, anak sudah masuk dalam kategori toddler, yang berlangsung hingga usia 5 tahun.
Baby Book dirancang dengan konsep sederhana, berisi enam aktivitas yang berfokus pada pengenalan objek dan warna. Busy Book dikembangkan menjadi lebih kompleks karena untuk anak usia 1–2 tahun, seiring dengan perkembangan sensorik mereka.
Sedangkan Busy Book memiliki 10 halaman dengan beragam aktivitas sensorik. Contohnya, pada halaman pertama anak akan belajar mengenal tekstur dan motorik menggunakan sempoa. Kemudian, pada halaman kedua terdapat aktivitas belajar menyikat gigi, dan masih banyak lagi kegiatan menarik lainnya.
“Semua fitur pada mainan Busy Book bisa dilepas dan dipasang kembali. Jadi, si anak dapat belajar melalui role play, seperti menyikat gigi dan aktivitas lainnya. Intinya, mainan ini dirancang untuk membantu anak mengenal bentuk, warna, sampai cara mengikat tali sepatu. Intinya, kita menghadirkan konsep sehari-hari dalam bentuk yang interaktif dan fun,” bebernya.
Seiring berjalannya waktu, Fox and Bunny pun berkembang dan produk-produknya diterima masyarakat. Dari omzet per bulan sekitar Rp50 juta hingga bisa mencapai Rp300 – Rp500 juta per bulan dan kini telah memiliki hamper 100 karyawan.
“Sebenarnya, masih belum percaya bahwa bisnis kecil yang berawal dari masalah anak bisa berkembang menjadi besar seperti saat ini. Di awal-awal, tantangan kami terkait dengan modal. Terus kemudian, adanya pandemi Covid-19 yang cukup memukul banyak pihak tetapi justru pada masa tersebut penjualan kami malah mengalami kenaikan karena banyak keluarga yang lebih banyak tinggal di rumah,” kata Lala sembari menyebutkan bahwa penjualan produk Fox and Bunny sebagian besar berasal dari platform online.
(*)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338821/original/087395900_1756982935-Fox_and_Bunny_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)