IEU-CEPA Rampung Tahun Ini, Ekspor RI Bisa Naik 50 Persen

IEU-CEPA Rampung Tahun Ini, Ekspor RI Bisa Naik 50 Persen

Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah, melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, terus mempercepat penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang ditargetkan rampung dan mulai diberlakukan pada tahun ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pada Jumat (6/6/2025), delegasi Indonesia telah bertemu dengan Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Uni Eropa Maroš Šefčovič, di Brussels.

Pertemuan tersebut menghasilkan kemajuan signifikan, dengan lebih dari 90% dokumen perjanjian IEU-CEPA telah selesai dalam tahap penyusunan naskah (text drafting). Beberapa isu teknis kini tengah dibahas oleh chief negotiators dan kelompok kerja terkait.

“Proses perundingan sudah memasuki tahap akhir. Hampir seluruh substansi telah disepakati,” ujar Airlangga di Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Ia menambahkan, Maroš dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada September 2025. Dalam kunjungan tersebut, ia akan membawa dokumen nota kesepahaman yang siap ditandatangani sebelum melalui proses ratifikasi oleh 27 negara anggota Uni Eropa dan parlemen Indonesia.

Beberapa komoditas utama ekspor Indonesia ke Uni Eropa antara lain, minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga, oleokimia (fatty acids), alas kaki, bungkil kelapa, besi baja, lemak cokelat dan kopra, produk berbasis karet dan mesin

Menurut Airlangga, implementasi IEU-CEPA berpotensi meningkatkan produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 0,19% dan menambah pendapatan nasional hingga US$ 2,8 miliar. Selain itu, ekspor Indonesia ke Uni Eropa diperkirakan melonjak hingga 50% dalam tiga tahun pertama pelaksanaan.

“Kalau ekspor naik 50%, posisinya akan sejajar dengan Vietnam atau Malaysia. Komoditas unggulan yang saat ini dikenakan tarif 8-12% bisa menjadi 0%,” jelasnya.

IEU-CEPA diharapkan menjadi pintu masuk utama bagi produk Indonesia di pasar Eropa, mengingat kedua pihak belum memiliki skema perjanjian perdagangan bebas (FTA).

Sebagai informasi, Uni Eropa menyumbang 6,5% dari total ekspor Indonesia pada 2024, dengan nilai mencapai US$ 17,35 miliar dari total US$ 264,70 miliar.

Adapun tren ekspor Indonesia ke Uni Eropa dalam empat tahun terakhir mengalami fluktuasi. Ekspor tertinggi tercatat pada 2022 sebesar US$ 21,53 miliar, lalu menurun pada 2023, dan kembali naik tipis pada 2024.