Identitas Orang Tua Bayi Dibuang di Pos Kamling Terungkap, Ternyata Masih Remaja

Identitas Orang Tua Bayi Dibuang di Pos Kamling Terungkap, Ternyata Masih Remaja

Probolinggo (beritajatim.com) – Kasus penelantaran bayi di pos kamling Desa Pohsangit Leres, Kecamatan Sumberasih, akhirnya menemui titik terang. Setelah melalui penyelidikan intensif, polisi berhasil mengungkap identitas orang tua bayi yang sempat membuat geger warga.

Kapolres Probolinggo Kota, AKBP Rico Yumasri, menyebut bahwa bayi tersebut dilahirkan secara diam-diam di sebuah kamar kos di pinggiran kota. Proses persalinan dilakukan tanpa bantuan tenaga medis sehingga menambah risiko keselamatan sang bayi.

“Setelah kami lakukan serangkaian penyelidikan, kedua orang tua bayi berhasil ditemukan pada Kamis, 9 September. Yang mengejutkan, mereka masih di bawah umur,” ungkap AKBP Rico, Selasa (23/9/2025).

Polisi mendapati identitas keduanya masing-masing berinisial P (17), remaja asal Kota Probolinggo, dan N (17), gadis asal Kabupaten Probolinggo. Keduanya mengaku bingung dan malu hingga memutuskan meninggalkan bayinya di pos kamling.

Jejak mereka terungkap lewat kombinasi keterangan warga, pemilik kos, rekaman CCTV, hingga bantuan aparat desa setempat. Fakta itu memastikan bahwa kasus ini bukan sekadar dugaan, melainkan tindakan nyata dari dua remaja yang tertekan.

“Rasa takut dan malu menjadi alasan keduanya menelantarkan anaknya sendiri. Namun hal itu tentu tidak bisa dibenarkan,” tegas AKBP Rico.

Saat ini, bayi tersebut masih dalam perawatan intensif di Puskesmas Sumberasih. Sementara kedua orang tuanya diperiksa lebih lanjut dengan status Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).

Polres Probolinggo Kota juga menggandeng Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo untuk menentukan kelanjutan pengasuhan bayi. Pilihannya, apakah dikembalikan kepada orang tua kandung atau diasuh pihak lain yang lebih layak.

“Untuk proses hukum, kami tetap berpedoman pada sistem peradilan anak. Semua langkah akan ditempuh dengan bijak agar hak bayi tetap terlindungi,” jelas Kapolres.

Kasus ini menjadi pengingat keras tentang pentingnya pendidikan seksualitas dan peran keluarga dalam mendampingi remaja. Selain itu, masyarakat diimbau lebih peka terhadap lingkungan sekitar agar kasus serupa tidak kembali terulang. (ada/but)