Jakarta –
Memiliki hobi menggambar sejak kecil membuat Ruben bercita-cita memiliki pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya, seiring berjalannya waktu ia terus ditemukan dengan orang-orang hebat hingga kini mampu memiliki usaha desain 3d printing di rumahnya.
Saat dikunjungi detikcom, Ruben dibantu seorang karyawannya tengah menyelesaikan orderan miniatur mobil custom di Bengkel Imajinari Auto, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (26/2/2025). Support dari orang tua yang tak pernah meminta anaknya bekerja pada bidang tertentu dan terus mengarahkan cita-cita anaknya membuat Ruben terus menekuni bidang ini.
“Saya dari dulu memang sukanya gambar, kemudian orang tua saya suka bawain mobil-mobilan pas SMP saya bertanya-tanya apa ada pekerjaan yang khusus menggambar mobil dan ternyata ada, nah orang tua saya suport banget nggak pernah nanya mau jadi apa. Jadi sebelum kuliah orang tua saya mengkursuskan saya berbagai hal seperti les 3d, les gambar mobil, terus sampe kuliah,” kenang Ruben.
Dengan bakat itu Ruben meneruskannya di Universitas Pelita Harapan dengan mengambil jurusan desain produk, uniknya setiap penugasan desain ia hubungkan dengan otomotif. Kecintaannya dengan bidang otomotif ini juga membawanya hingga ke negeri tirai bambu untuk mengikuti workshop dengan para pakarnya.
Tak perlu waktu lama, selesai kuliah Ruben langsung masuk dalam perusahaan otomotif yaitu Daihatsu sebagai styling designer dengan tugas membuat mobil konsep untuk dipajang pada gelaran GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) dan IIMS (Indonesia International Motor Show). Tak hanya itu ia juga terlibat dalam beberapa desain mobil yang kini ada di pasaran seperti Ayla GT2, Terios Sprint, hingga Luxio Noir.
Ingin memiliki karya yang lebih dari itu ia nekat resign dan membuat studio sendiri dan membuat desain untuk brand lain, hanya bermodal laptop Ruben mampu menemukan kliennya di coffee shop.
“Pertimbngan satu fleksibilitas waktu, ekplorasinya lebih besar tadinya saya cuma jadi artsy doang sekarang saya jadi bisa pegang brand Nissan, Mitsubishi, Suzuki dan dapat customernya lucu. Seperti ketemu di Starbuck lah, tiba-tiba ketemu sama orang kerja di pabrik bumper terus jadi klien saya, jadi kalo nekat ya nekat karena hobi jadi dijalanin,” lanjur Ruben.
Memiliki kemampuan untuk mendesain produk, ia lantas mencari alat untuk menjadikan desain itu sebagai barang, tahun 2019 Ruben menemukan alat yang ia cari dan diimpor langsung dari China dengan harga Rp 11 juta. Percobaan pertamanya ia membeli mobil hotwheels dan membuat velg kecil-kecil sendiri untuk menggantikan kaki-kakinya.
Namun saat itu ruben belum berpikiran untuk menjual karyanya, namun pada saat momen pandemi ia lantas membuat motor N-Max dan memasarkannya di sosial media kala itu peminatnya langsung banyak. Namun pada percobaan keduanya orderan justru sepi, setelah belajar marketing ia akhirnya menemukan cara untuk mendongkrak penjualan.
“Punya usaha sendiri pertama saya buat motor Nmax, jujur saat itu masih gampang karena pas jaman Covid-19 di sosial media saya posting itu di facebook yang beli rame. Saya iseng bikin produk lagi mobil, nah saya buka open PO di instagram pasti rame saya jual Mitsubishi Expander cuma saat itu nggak ada yang beli. Ternyata kendalanya di marketing, bagaimana menjual produk ini mesti dijual kemana, oh ternyata saya harus iklan. Jadi saya belajar lagi saya bikin ads, bikin open PO laku 70, kedua 8,” lanjut Ruben.
Dengan bakat dan usahanya itu kini ia mampu menjual miniatur kendaraan dengan omzet perbulan rata-rata Rp 40 juta, tak hanya miniatur kendaraan ia juga menerima orderan body kit hingga souvenir. Kini karya Ruben dengan Imajinari Autonya memiliki pelanggan hingga Singapura yang menjadi pelanggan tetapnya. Selain jualan kini Ruben juga turut ikut serta dalam kegiatan pameran, terbaru ia mengikuti ajang BRI UMKM EXPO(RT) 2025 di ICE BSD.
“Kemarin di BRI UMKM EXPO(RT) 2025 booth saya agak lain, karena di sekeliling saya ada UMKM kayu, baju, mainan anak nah booth saya ini memajang mobil besar dan mobil kecil-kecil. Pas hari pertama sampai ketiga memang tak banyak yang mampir, namun setelah ngobrol dengan tetangga dan disarankan membawa alat baru pada hari terakhir booth saya dipenuhi pengunjung. Kartu nama saya sampai ludes,” lanjur Ruben.
Dengan membawa alat pencetak miniatur, pengunjung banyak yang terkesan dan penasaran. Dengan cara itu ia mampu menarik mata pengunjung, bukan hanya itu dengan mengikuti pameran seperti ini juga membuat Ruben dapat bertukar cerita dengan para pebisnis UMKM di sekelilingnya sehingga membangkitkan kembali gairah usahanya.
“Saya senang ketemu sama orang yang pemikirannya sama sebagai pengusaha, mereka punya cerita keren-keren dan itu sangat menginspirasi saya, ketemu orang-orang begitu membuat saya jadi memacu semangat untuk jualan lagi R&D lagi. Next harus ikut lagi bawa alat 3d printnya lagi sih,” tutup Ruben.
Sebelumnya, BRI UMKM EXPO(RT) 2025 mengusung tema ‘Broadening MSME’s Global Outreach’ yang diartikan sebagai upaya mendorong UMKM untuk lebih terlibat dalam pasar internasional. Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan daya saing UMKM di pasar lokal serta mendorong UMKM mendapatkan peluang bisnis baru di berbagai belahan dunia.
BRI terus berkomitmen untuk mendorong semakin banyak UMKM binaan yang naik kelas dan berhasil menjangkau pasar internasional. Acara yang berlangsung pada 30 Januari hingga 2 Februari 2025 di ICE BSD City tersebut sukses dihadiri oleh lebih dari 63 ribu pengunjung, mencatatkan transaksi Rp38,9 miliar dan berhasil merealisasikan businesss matching dengan commitment deal mencapai USD 90,6 juta atau sekitar Rp1,5 triliun.
Dikutip dari laman resmi BRI, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa selain membuka peluang bisnis bagi UMKM, expo ini juga berhasil menarik minat masyarakat untuk mengenal lebih jauh produk unggulan Tanah Air. Hal ini tercermin dari jumlah pengunjung yang terus meningkat.
“Hingga kegiatan closing ceremony, total jumlah pengunjung yang menghadiri expo mencapai lebih dari 63 ribu pengunjung, pencapaian tersebut melampaui target sebanyak 50 ribu pengunjung dalam 4 hari”, jelasnya.
Terkait capaian tersebut, Sunarso juga mengungkapkan bahwa BRI terus berkomitmen untuk mendukung UMKM Indonesia mampu bersaing di pasar internasional dengan memberikan akses pasar melalui kegiatan business matching yang telah dilaksanakan. “Tahun ini kami menargetkan commitment deal senilai USD 89,4 juta dengan realisasi sebesar USD 90,6 juta. Dan pelaksanaan business matching ini akan terus berlanjut selama 2025,” ujarnya.
(hns/hns)