Para sumber dan sejumlah pejabat setempat menyebut bahwa anggota tim transisi Trump dan para anggota parlemen dari Partai Republik yang kini mendominasi Kongres AS menentang kesepakatan itu dan menilai pemerintahan Biden memberikan kesepakatan yang tidak menguntungkan Israel.
Diungkapkan para sumber dan pejabat diplomatik yang dikutip Al Arabiya bahwa dua poin utama dalam proposal terbaru AS yang mungkin menjadi hambatan adalah bahasa mengenai hak membela diri dan pasukan pemantau internasional untuk memastikan implementasi Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 1701.
Lebanon menganggap bahasa soal membela diri dalam proposal AS bersifat ambigu, sehingga memungkinkan Israel untuk melanjutkan penerbangan harian ke wilayah udara atau menyerang target-target yang dianggap sebagai ancaman keamanan.
Sedangkan pasukan pemantau internasional, yang berbeda dengan pasukan penjaga perdamaian PBB atau UNIFIL, akan melibatkan sejumlah negara Arab, Jerman, Inggris, Prancis dan AS. Menurut sejumlah sumber, pasukan ini tidak akan melibatkan pasukan di lapangan.
Hizbullah, menurut laporan surat kabar Al-Akhbar, menolak keterlibatan Jerman dan Inggris dalam pasukan pemantau internasional tersebut.
Sementara resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang mengakhiri perang antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 lalu, tidak pernah dilaksanakan sepenuhnya oleh kedua pihak. Resolusi itu mengatur ketentuan seperti tidak ada senjata yang dibawa oleh pasukan selain Angkatan Bersenjata Lebanon di selatan Sungai Litani, dan pasukan Israel harus menarik diri sepenuhnya dari wilayah Lebanon sebagaimana ditetapkan oleh PBB.
Terlepas dari itu, para pejabat AS memperingatkan bahwa upaya mengakhiri perang di Lebanon bukannya tidak memiliki batasan. Masih harus dilihat apakah gencatan senjata di Lebanon akan menjadi prioritas bagi pemerintahan Trump yang akan datang, yang akan dihadapkan pada sejumlah dilema kebijakan luar negeri yang ditinggalkan oleh pemerintahan Biden.
Serangan Israel juga menewaskan dua tentara Lebanon dan melukai lebih banyak tentara lainnya, dalam apa yang disebut Angkatan Bersenjata Lebanon sebagai serangan langsung terhadap posisi mereka di bagian selatan negara tersebut.
Hizbullah, sementara itu, telah memperkenalkan senjata baru dalam beberapa hari terakhir dan melancarkan serangan lebih jauh ke wilayah Israel.
Kendati demikian, Hochstein yang merupakan utusan khusus Biden, mengatakan kepada media Axios bahwa dirinya “penuh harapan” mampu mencapai kesepakatan gencatan senjata di Lebanon dan “ada kesempatan” untuk itu.
Lihat juga Video: Israel dan Hamas Sepakati Gencatan Senjata Demi Vaksinasi Polio di Gaza
(nvc/ita)