Namun Israel berhasil memberikan pukulan telak kepada Hizbullah selama konflik berlangsung, dengan menewaskan pemimpin kelompok itu, Hassan Nasrallah, dan sejumlah pejabat senior lainnya.
Hizbullah, dalam pernyataan terbarunya, menyebut pasukan Israel telah gagal dalam “upaya-upaya mereka… untuk menduduki dan beroperasi di kota mana pun”, untuk mencegah serangan lintas perbatasan Hizbullah atau untuk “membangun zona penyangga militer dan keamanan seperti yang diharapkan musuh”.
Ditegaskan oleh Hizbullah bahwa para petempurnya menargetkan Israel “hingga hari terakhir agresi”.
Kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dan Prancis itu mewajibkan pasukan Hizbullah untuk mundur ke arah utara Sungai Litani, yang berjarak sekitar 30 kilometer dari perbatasan dengan Israel, dan membongkar infrastruktur militernya di wilayah Lebanon bagian selatan.
Ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata tersebut juga mewajibkan pasukan Israel untuk menarik pasukannya secara bertahap, dalam waktu 60 hari ke depan, dari wilayah Lebanon bagian selatan.
Penarikan pasukan Israel itu dilakukan saat tentara-tentara Lebanon, dari Angkatan Bersenjata resmi negara itu, mengambil alih wilayah di dekat perbatasan dengan Israel, demi memastikan Hizbullah tidak membangun kembali infrastrukturnya di sana.
Lihat juga Video ‘Iron Dome Israel Dibobol Rudal Hizbullah, 9 Orang Dilaporkan Terluka’:
(nvc/zap)