Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Hasil Teleponan Perdana Zelensky-Trump Usai Cekcok di Gedung Putih

Hasil Teleponan Perdana Zelensky-Trump Usai Cekcok di Gedung Putih

Jakarta

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melalui sambungan telepon. Perbincangan ini perdana dilakukan usai kedua pemimpin dunia itu terlibat cekcok di Gedung Putih beberapa waktu lalu.

Dirangkum detikcom, Jumat (21/3/2025), percekcokan itu terjadi pada Jumat, 28 Februari waktu setempat di Ruang Oval Gedung Putih. Tak hanya Trump, Zelensky juga terlibat adu mulut dengan Wakil Presiden AS JD Vance.

Singkat cerita, Zelensky mempertanyakan condongnya Trump pada Rusia dan mempertanyakan “diplomasi” yang diserukan Vance dalam pertemuan itu, dengan menyinggung pelanggaran komitmen yang dilakukan Moskow selama bertahun-tahun di panggung global.

Sementara Trump menyebut Zelensky “mempertaruhkan nyawa jutaan orang” dan “bertaruh dengan Perang Dunia III”, Vance menuduh Zelensky “tidak tahu berterima kasih”.

Kurang dari sebulan usai adu mulut, hubungan kedua pimpinan negara itu nampak membaik. Trump dan Zelensky pun berbincang via telepon pada Rabu (19/3) waktu setempat.

Trump Cetuskan Gagasan AS Ambil Alih Pembangkit Nuklir Ukraina

Donald Trump. Foto: dailymail.co.uk

Dalam perbincangan itu, Trump mencetuskan gagasan soal AS mengambil alih dan mengelola pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Ukraina, yang kini diduduki Rusia. Usulan itu dinilai sebagai bagian dari upaya terbaru Trump untuk mengamankan gencatan senjata untuk mengakhiri perang antara Kyiv dan Moskow.

Zelensky, seperti dilansir AFP, Kamis (20/3/2025), mengatakan kepada media di sela-sela kunjungannya ke Finlandia bahwa dirinya dan Trump membahas soal penghentian serangan terhadap jaringan dan infrastruktur energi terkait perang yang berkecamuk antara Ukraina dan Rusia.

Dikatakan Zelensky bahwa Ukraina “siap” untuk menghentikan serangan terhadap jaringan dan infrastruktur energi Rusia, sehari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin setuju untuk menghentikan serangan serupa di Ukraina.

Zelensky, dalam pernyataannya, juga mengungkapkan bahwa dirinya membahas rencana pengambilalihan PLTN Ukraina oleh Trump.

“Kami hanya berbicara tentang satu pembangkit listrik, yang berada di bawah pendudukan Rusia,” kata Zelensky merujuk pada PLTN Zaporizhzhia yang ada di wilayah Ukraina, namun kini dikuasai pasukan Rusia.

PLTN Zaporizhzhia yang merupakan pembangkit nuklir terbesar di Eropa, direbut oleh pasukan Rusia pada awal invasi militer yang dilancarkan pada Februari 2022 dan sejak itu telah menjadi sumber kekhawatiran atas kemungkinan insiden nuklir.

Zelensky mengatakan bahwa dibutuhkan waktu lebih dari dua tahun agar pembangkit nuklir itu bisa beroperasi kembali, dan bahwa kapasitas pembangkit nuklir itu dibutuhkan oleh Ukraina dan Eropa.

“Apakah kita membutuhkannya? Untuk rakyat, iya, dan untuk Eropa juga. Untuk bergabung dengan jaringan elektronik Eropa — tentu saja. Kita dapat melakukan semua ini,” katanya.

Lebih lanjut, Zelensky mengatakan dirinya “tidak merasakan tekanan apa pun” dari Trump untuk memberikan konsesi kepada Rusia.

Namun gencatan senjata yang lebih luas masih sulit dicapai dengan Putin, dalam percakapan telepon dengan Trump pada Selasa (18/3), bersikeras agar negara-negara Barat menghentikan semua bantuan militer untuk Ukraina jika ingin mewujudkan gencatan senjata sepenuhnya.

Percakapan telepon antara Trump dan Zelensky ini dilaporkan jauh lebih positif, dengan Gedung Putih menggambarkannya sebagai “fantastis” — terlepas dari fakta bahwa keduanya terlibat adu mulut di depan wartawan di Ruang Oval beberapa waktu lalu.

Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dalam pernyataan bersama menyebut Trump, dalam telepon dengan Zelensky, “membahas pasokan listrik dan pembangkit listrik tenaga nuklir Ukraina” dan mengatakan bahwa AS dapat “sangat membantu” dalam mengelolanya.

“Kepemilikan Amerika atas pembangkit-pembangkit itu akan menjadi perlindungan terbaik bagi infrastruktur tersebut,” sebut pernyataan gabungan itu.

Zelensky Siap Hentikan Serangan ke Infrastruktur Energi Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: REUTERS/Valentyn Ogirenko/File Photo Purchase Licensing Rights

Zelensky menyatakan siap menghentikan sementara serangan terhadap infrastruktur energi Rusia. Ia menyampaikan kesediaannya itu setelah berbicara via telepon selama sejam dengan Trump.

Kesediaan ini merespons Presiden Vladimir Putin yang setuju menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Kyiv selama 30 hari usai terlebih dahulu teleponan dengan Donald Trump.

Dicetuskan juga oleh Zelensky agar penghentian serangan itu juga mencakup target-target sipil di kedua negara.

“Saya melakukan percakapan yang positif, sangat substantif, dan jujur dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump,” ucap Zelensky dalam pernyataan via media sosial X. Percakapan telepon ini menjadi yang pertama sejak kedua pemimpin cekcok di depan wartawan di Ruang Oval Gedung Putih pada Februari lalu.

“Salah satu langkah pertama untuk mengakhiri perang sepenuhnya adalah dengan mengakhiri serangan terhadap energi dan infrastruktur sipil lainnya. Saya mendukung langkah ini, dan Ukraina mengonfirmasi bawa kami siap untuk melaksanakannya,” tegasnya.

Zelensky, dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters, menilai penghentian serangan terhadap infrastruktur energi dalam perang melawan Rusia itu dapat dilakukan dengan cepat. Namun dia memperingatkan bahwa Kyiv akan merespons jika Moskow melanggar ketentuan gencatan senjata terbatas itu.

Zelensky juga mengatakan bahwa Ukraina akan menyusun daftar fasilitas energi yang bisa menjadi target gencatan senjata terbatas ini. Menurut Zelensky, daftar itu dapat mencakup tidak hanya infrastruktur energi, tetapi juga infrastruktur kereta api dan pelabuhan.

“Saya memahami bahwa sampai kita sepakat (dengan Rusia), sampai ada dokumen yang sesuai tentang gencatan senjata parsial, saya pikir semuanya akan mengudara,” ucapnya, merujuk pada drone dan rudal.

Pejabat Ukraina-AS Bertemu di Arab Saudi Lagi

Ilustrasi bendera Arab Saudi. Foto: AFP/OZAN KOSE

Disebutkan Zelensky bahwa para pejabat Ukraina dan AS dapat kembali bertemu di Arab Saudi dalam beberapa hari ke depan untuk putaran kedua perundingan damai dan membahas isu-isu terkait pelaksanaan gencatan senjata parsial ini.

AS, yang menempatkan diri sebagai mediator, telah mendorong gencatan senjata menyeluruh selama 30 hari antara Ukraina dan Rusia sebagai langkah pertama menuju penyelesaian yang lebih luas untuk perang yang berkecamuk selama tiga tahun terakhir.

Dalam percakapan telepon dengan Trump pada Selasa (18/3), Putin menolak usulan gencatan senjata menyeluruh itu dan bersikeras menyebut kesepakatan semacam itu akan bergantung pada penghentian semua bantuan militer Barat untuk Ukraina.

Kemudian Kremlin mengatakan Putin setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari setelah percakapan telepon dengan Trump. Namun Kremlin menambahkan bahwa agar gencatan senjata yang luas bisa berhasil, Ukraina tidak boleh diizinkan mempersenjatai kembali militernya.

Halaman 2 dari 4

(taa/whn)

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Merangkum Semua Peristiwa