KARAWANG – Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan kini harga pupuk berhasil turun 20 persen.
Dia bilang, penurunan harga ini menjadi sejarah baru di sektor pertanian.
Pernyataan tersebut disampaikan dia dalam dialog dengan petani dalam acara sosialisasi Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk subsidi di Kios Pupuk Cahaya Tani, Dusun Tamelang, Purwasari, Karawang, Jawa Barat, Kamis, 6 November.
“Jadi, saudara-saudara sekalian, memang dalam sejarah, baru ini harga pupuk turun. Pernah enggak harga pupuk turun? Belum,” tuturnya.
Zulhas sapaan akrabnya bilang pupuk urea yang awalnya dijual seharga Rp112.500 per karung ukuran 50 kilogram (kg), kini hanya Rp90.000 per karung.
Kemudian, sambung Zulhas, pupuk NPK yang sebelumnya dijual Rp100.000 sampai Rp115.000 per karung, kini petani bisa mendapatkannya di harga Rp92.000 per karung.
“Urea berapa biasanya? Sekarang bayar cuma Rp90.000. Karena potong 20 persen. NPK biasa Rp100.000, satu karung Rp115.000. Sekarang bayar tadi Rp92.000. Karena dipotong 20 persen Seneng enggak? Seneng. Nah, sudah harga pupuknya turun,” ucapnya.
Sekadar informasi, pemerintah menurunkan harga pupuk urea dari Rp2.250 menjadi Rp1.800 per kilogram (kg); NPK dari Rp2.300 menjadi Rp1.840 per kg; NPK kakao dari Rp3.300 menjadi Rp2.640 per kg. Kemudian,, ZA khusus tebu dari Rp1.700 menjadi Rp1.360 per kg; dan pupuk organik dari Rp800 menjadi Rp 640 per kg.
Pada kesempatan itu, Zulhas juga menyinggung kenaikan harga gabah yang dibeli dari para petani dari sebelumnya Rp5.500 per kg, saat ini sudah mencapai Rp6.500 hingga Rp7.000 per kg.
“Sekarang disini saya tanya, tanam apa? Padi. Berapa harga gabah sekarang? Rp7.000? Waduh. Tahun lalu Rp5.500. 6.000 tengkulak-tengkulak yang panen, betul nggak? Betul. Sekarang tengkulak-tengkulak kita suntik. Sehingga dia enggak bisa beli lagi. Yang beli Bulog,” ucapnya.
