Liputan6.com, Jakarta Harga minyak dunia turun pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta) karena para pedagang memperkirakan permintaan minyak yang lebih lemah di AS yang merupakan pasar minyak terbesar di dunia. Selain itu, harga minyak juga terpengaruh kemungkinan adanya pergerakan di balik layar menuju kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (30/8/2025), harga minyak Brent turun 50 sen, atau 0,73% dan ditutup pada harga USD 68,12 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 50 sen atau 0,73% dan ditutup pada harga USD 68,12 per barel. Harga minyak mentah berjangka turun 59 sen atau 0,91% dan ditutup pada USD 64,01 per barel.
Analis PVM Oil Associates Tamas Varga mengatakan, pasar sebagian mengalihkan fokusnya ke pertemuan OPEC+ minggu depan.
Produksi minyak mentah telah meningkat dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, karena kelompok tersebut telah mempercepat kenaikan produksi untuk mendapatkan kembali pangsa pasar, meningkatkan prospek pasokan dan membebani harga minyak global.
Namun, kata Analis senior di Price Futures Group Phil Flynn, kenaikan tersebut belum masuk ke pasar AS, di mana musim berkendara musim panas berakhir dengan libur Hari Buruh pada hari Senin, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang penurunan permintaan.
“Pesimisme tentang permintaan, saya tidak melihatnya. Pasokan dari OPEC seharusnya meningkat, tetapi kita tidak melihatnya di Amerika Serikat. Saya pikir situasinya akan tetap ketat,” jelas Flynn.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4477887/original/010773400_1687477107-Harga_Minyak_Dunia_Freepik.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)