Sebelumnya, harga minyak mentah global meningkat pada Kamis, didorong oleh ketegangan geopolitik setelah Rusia dan Ukraina saling meluncurkan rudal. Kenaikan harga minyak ini mengesampingkan dampak dari peningkatan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.
Dikutip dari CNBC, Jumat (22/11/2024), brent crude futures naik sebesar USD 1,44 atau 1,98%, mencapai USD 74,25 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) naik USD 1,35 atau 1,96%, menetap di USD 70,10 per barel.
Ketegangan Geopolitik Menekan Pasar
Pada Rabu, Ukraina menggunakan rudal jelajah buatan Inggris untuk menyerang Rusia, sehari setelah meluncurkan rudal buatan AS.
Sebagai tanggapan, Rusia pada Kamis pagi meluncurkan rudal balistik antarbenua ke Ukraina, menandai pertama kalinya Moskow menggunakan senjata jarak jauh dan kuat tersebut selama konflik.
Rusia menegaskan bahwa penggunaan senjata Barat untuk menyerang wilayahnya jauh dari perbatasan adalah eskalasi besar dalam perang. Namun, Kyiv bersikeras bahwa untuk mempertahankan diri, mereka harus mampu menghantam basis Rusia yang mendukung invasi Moskow, yang kini memasuki hari ke-1.000.
“Bagi pasar minyak, risiko besar adalah jika Ukraina menargetkan infrastruktur energi Rusia. Risiko lainnya adalah ketidakpastian bagaimana Rusia merespons serangan tersebut,” tulis analis dari ING dalam sebuah catatan.