Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik lebih dari 3% pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) di tengah tanda-tanda meningkatnya permintaan di Eropa dan China. Selain itu, harga minyak dunia juga dipengaruhi meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan munculnya pembeli sehari setelah harga minyak anjlok ke level terendah dalam empat tahun akibat keputusan OPEC+ untuk meningkatkan produksi.
Dikutip dari CNBC, Rabu (7/5/2025), harga minyak Brent naik USD 1,92 atau 3,19% dan ditutup pada harga USD 62,15 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS (WTI) naik USD 1,16a tau 3,43% dan ditutup pada USD 59,09.
Kedua acuan harga minyak dunia itu naik, sehari setelah mencapai titik terendah sejak Februari 2021.
OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu seperti Rusia, memutuskan pada akhir pekan untuk mempercepat kenaikan produksi minyak untuk bulan kedua berturut-turut.
“Setelah mengevaluasi langkah OPEC+ terbaru untuk mempercepat pelonggaran pemotongan pasokan, pelaku pasar berfokus pada perkembangan perdagangan dan kemungkinan … bahwa kesepakatan perdagangan akan tercapai,” kata Tamas Varga, Analis di PVM.
Varga juga menunjuk pada peningkatan premi risiko geopolitik di Timur Tengah saat Israel menyerang sasaran Houthi yang didukung Iran di Yaman sebagai pembalasan atas serangan di bandara Ben Gurion.
Harga minyak juga mendapat dukungan setelah konsumen di Tiongkok meningkatkan pengeluaran selama perayaan May Day dan ketika pelaku pasar kembali setelah liburan lima hari.
“China juga dibuka kembali hari ini, dan sebagai importir (minyak) terbesar, pembeli kemungkinan besar akan berbondong-bondong mengamankan minyak pada level rendah saat ini,” kata Priyanka Sachdeva, Analis Pasar Senior Phillip Nova.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4723197/original/079083300_1705922196-fotor-ai-20240122181351.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)