Houston: Harga minyak berjangka merosot dari level tertinggi dalam beberapa minggu pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB) karena melemahnya belanja konsumen di Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia.
Selain itu, lemahnya harga minyak global juga karena langkah investor yang menghentikan pembelian menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat (AS).
Mengutip Yahoo Finance, Selasa, 17 Desember 2024, harga minyak mentah Brent ditutup pada USD73,91 per barel, turun 58 sen, atau 0,8 persen lebih rendah, setelah mencapai harga tertinggi sejak 22 November pada perdagangan Jumat lalu.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup pada USD70,71 per barel, turun 58 sen, dan juga turun 0,8 persen pada sesi tersebut setelah mencatat penutupan tertinggi sejak 7 November.
Minggu lalu, minyak diuntungkan oleh ekspektasi pasokan akan semakin ketat dengan sanksi tambahan terhadap produsen minyak mentah Rusia dan Iran, sementara kemungkinan penurunan suku bunga di AS dan Eropa akan memacu permintaan.
Adapun, penjualan ritel Tiongkok lebih lambat dari yang diharapkan, sehingga memberikan tekanan pada Beijing untuk meningkatkan stimulus bagi ekonomi yang rapuh yang menghadapi tarif perdagangan AS di bawah pemerintahan Trump yang kedua.
Prospek Tiongkok turut mendorong keputusan kelompok produsen minyak OPEC+ untuk menunda rencana peningkatan produksi hingga April. Pedagang juga mengambil untung sambil menunggu keputusan Bank Sentral AS tentang suku bunga minggu ini.
Analis pasar IG Tony Sycamore mengatakan aksi ambil untung ringan diperkirakan terjadi setelah harga melonjak lebih dari enam persen minggu lalu. Dia mencatat, banyak bank dan dana kemungkinan telah menutup pembukuan mereka karena berkurangnya minat terhadap posisi selama musim liburan.
The Fed bakal pangkas suku bunga
The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga hingga seperempat poin persentase pada pertemuannya 17-18 Desember, yang juga akan memberikan gambaran terkini tentang seberapa jauh pejabat Fed berpikir mereka akan memangkas suku bunga pada 2025 dan mungkin hingga 2026.
Suku bunga yang lebih rendah dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.
Harga minyak semakin tertekan oleh dolar AS, yang sempat mendekati level tertinggi tiga minggu terhadap mata uang utama lainnya, menjelang pertemuan bank sentral minggu ini.
Dolar AS dan komoditas seperti minyak mentah cenderung diperdagangkan secara terbalik. Para investor juga mencermati laporan persediaan minyak AS yang akan terbit minggu ini sebagai petunjuk.
Persediaan minyak mentah dan sulingan AS diperkirakan turun minggu lalu, sementara persediaan bensin kemungkinan naik, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan menjelang laporan dari American Petroleum Institute dan dari Energy Information Administration.
Empat analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 1,9 juta barel dalam seminggu hingga 13 Desember.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(HUS)