Liputan6.com, Jakarta – Harga emas turun pada perdagangan hari Senin karena aksi ambil untung mengimbangi dukungan dari permintaan aset safe haven yang dipicu oleh ketidakpastian geopolitik. Sementara investor emas saat ini tengah fokus pada data inflasi Amerika Serikat (AS).
Mengutip CNBC, Selasa (11/3/2025), harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD 2.904,50 per ons setelah naik 2% pada minggu sebelumnya. Harga emas berjangka AS turun 0,1% menjadi USD 2.910,90.
“Ada sedikit penurunan harga emas karena aksi ambil untung yang ringan dan pasar saham yang melemah. Namun, kita mungkin akan melihat beberapa dorongan dari permintaan safe haven nanti,” kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Harga indeks saham berjangka AS turun karena kekhawatiran terus berlanjut bahwa tarif balasan dari sejumlah negara dapat memengaruhi pertumbuhan di negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Presiden AS Donald Trump menolak untuk memprediksi apakah AS dapat menghadapi resesi di tengah kekhawatiran pasar saham atas kebijakan tarif impor yang dijalankan sejak menjabat menjadi presiden usai dilantik.
Sejak selasa lalu, Donald Trump memberlakukan tarif baru sebesar 25% pada impor dari Meksiko dan Kanada, bersama dengan bea masuk baru pada barang-barang China. Namun dua hari kemudian, ia membebaskan banyak impor dari Meksiko dan beberapa dari Kanada dari tarif tersebut selama sebulan.
“Ketidakpastian mengenai perang dagang dan resesi ekonomi global semuanya menguntungkan emas, rekor tertinggi mungkin terjadi lagi. Data yang lebih lemah dari perkiraan akan menguntungkan emas,” kata Wyckoff.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4826292/original/095830100_1715176226-fotor-ai-20240508204955.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)