Dalam proyeksi 2026, RBC memperkirakan harga emas akan bergerak dominan di kisaran USD 4.500 hingga USD 5.000 per ons. Bahkan, harga emas diprediksi mendekati batas atas rentang tersebut pada paruh kedua 2026.
Meski lonjakan setajam 2025 dipandang kecil kemungkinannya terulang, risiko penurunan harga juga dinilai terbatas. Dukungan harga emas saat ini berada jauh di atas level sebelum 2024, menandakan fondasi pasar yang lebih kuat.
“Di tengah ketidakpastian, emas telah membuktikan ketahanannya sepanjang tahun. Selama ketidakpastian tidak benar-benar menghilang, kami menilai arah pergerakan emas cenderung datar hingga lebih tinggi,” ujar Louney dalam laporannya.
Ia menilai telah terjadi pergeseran mendasar dalam permintaan investasi emas. Jika sebelumnya alokasi emas dalam portofolio hanya sekitar 2–5 persen, kini banyak investor meningkatkan porsi tersebut menjadi 5–10 persen.
Emas tak lagi sekadar aset lindung nilai saat krisis, melainkan telah menjadi bagian strategis dalam diversifikasi portofolio jangka panjang.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4723188/original/034031500_1705921925-fotor-ai-20240122181144.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)