Liputan6.com, Jakarta – Harga emas bergerak pullback setelah mencapai level tertinggi baru pada Rabu 30 Oktober 2024. Laporan Ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) telah melampaui ekspektasi, mengatasi keraguan investor yang dipicu oleh laporan Lowongan Kerja pada Selasa dan memberikan dorongan baru bagi Dolar AS.
Menurut Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan, Laporan ADP Employment Change untuk sektor tenaga kerja swasta AS di Oktober menjadi salah satu faktor utama yang mendukung apresiasi dolar AS, memberikan tekanan temporer pada harga emas.
ADP melaporkan adanya kenaikan sebanyak 233 ribu payrolls, jauh di atas ekspektasi pasar sebesar 115 ribu. Angka ini juga melampaui revisi bulan September yang menunjukkan kenaikan dari estimasi awal 143 ribu menjadi 159 ribu.
“Angka yang lebih tinggi dari perkiraan ini telah meredakan kekhawatiran yang muncul dari data JOLTS, yang sempat menunjukkan penurunan lapangan pekerjaan terbuka pada bulan September ke titik terendah dalam tiga tahun terakhir, yakni sebesar 7,44 juta,” dalam keterangan tertulis, Kamis (31/10/2024).
Dari perspektif teknikal, Andy Nugraha melihat indikator Moving Average yang terbentuk pada grafik harian XAU/USD, yang secara jelas menunjukkan dominasi tren bullish. Harga emas yang naik hingga ke level 2790 pada Kamis (31/10/2024), mencerminkan permintaan yang meningkat terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian politik di Amerika Serikat.
Nugraha menambahkan bahwa indikator teknikal mendukung proyeksi bullish ini, sehingga peluang emas melanjutkan kenaikan menuju level 2800 semakin kuat, selama tidak ada faktor eksternal signifikan yang membalikkan tren.