Sebelumnya, harga emas turun 1% pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga emas dunia hari ini terbebani oleh ketidakpastian atas pemotongan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) tahun ini, tetapi logam mulia tersebut tetap siap untuk kenaikan bulanan ketiga berturut-turut.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (1/11/2025), harga emas spot turun 0,6% menjadi USD 4.001,74 per ons dan berada di jalur kenaikan 3,7% bulan ini.
Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 0,5% lebih rendah pada USD 3.996,5 per ons.
Indeks dolar bertahan mendekati level tertinggi tiga bulan, membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Presiden Federal Reserve Bank of Cleveland Beth Hammack mengatakan pada hari Jumat bahwa dia menentang pemotongan suku bunga bank sentral minggu ini, dan menambahkan bahwa Fed perlu mempertahankan beberapa pembatasan untuk menurunkan inflasi.
“Hammack sedang gencar-gencarnya mengincar emas karena ia menjadi Presiden Fed regional ketiga yang secara terbuka menentang penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahap ini mengingat inflasi yang tinggi. Hammack akan menjadi pemilih FOMC pada tahun 2026 dan menunjukkan bahwa pasar terlalu optimistis dalam memperkirakan suku bunga yang lebih rendah,” kata Pedagang Logam Independen, Tai Wong.
The Fed memangkas suku bunga pada hari Rabu, tetapi pernyataan agresif dari Ketua Jerome Powell berarti pasar sekarang memperkirakan peluang sebesar 63% akan terjadinya pemangkasan suku bunga pada bulan Desember, turun dari lebih dari 90% pada awal minggu, menurut alat CME FedWatch.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4837498/original/067081100_1716195906-Harga_emas_cetak_rekor_tertinggi-ANGGA_4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)