Liputan6.com, Jakarta – Harga emas dunia bergerak turun tipis pada penutupan perdagangan Kamis, seiring pelaku pasar mencerna data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan. Kondisi ini mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi.
Dikutip dari CNBC, Jumat (19/12/2025), harga emas di pasar spot tercatat melemah sekitar 0,2 persen ke level USD 4.330,39 per ounce. Sebelumnya, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di USD 4.381,21 per ounce pada 20 Oktober lalu, dan masih bergerak di dekat level tersebut pada awal sesi.
Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup turun 0,2 persen ke posisi USD 4.364,5 per ounce.
Analis komoditas City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada, menilai pelemahan harga emas cukup masuk akal setelah rilis data inflasi terbaru.
“Sekarang inflasi terlihat turun lebih cepat dari perkiraan. Hal ini mengurangi minat untuk membeli perlindungan terhadap inflasi. Emas selama ini menjadi lindung nilai utama inflasi, jadi pelemahannya bisa dimengerti setelah laporan CPI,” ujarnya.
Data menunjukkan, indeks harga konsumen (CPI) AS pada November naik 2,7 persen secara tahunan (year-on-year). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 3,1 persen.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4826292/original/095830100_1715176226-fotor-ai-20240508204955.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)