Dibandingkan dengan Main Street, analis Wall Street, meskipun optimis terhadap emas, memiliki pandangan yang sedikit lebih hati-hati.
Chantelle Schieven, Kepala Riset di Capitalight Research, mengatakan kepada Kitco News dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa emas terus bertahan dan konsolidasi baru-baru ini adalah koreksi besar pertama yang dialami logam mulia tersebut dalam setahun.
“Saya sama sekali tidak khawatir dengan volatilitas yang kita lihat. Saya pikir jeda ini sehat untuk pasar,” kata Schieven dikutip dari Kitco, Minggu (5/1/2025).
Kemudian, Fawad Razaqzada, Analis Pasar di City Index, menulis dalam Pratinjau Prospek Fundamental Emas 2025 meskipun penguatan dolar AS, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, kinerja ekuitas yang lebih baik, dan permintaan Asia yang lebih lemah akan merugikan emas tahun ini, sejumlah faktor masih mendukung perjalanan logam kuning ini menuju USD 3.000 per ons pada tahun 2025.
“Kebijakan moneter kemungkinan akan tetap ketat pada awal 2025, yang berpotensi mendukung imbal hasil obligasi dan dolar AS dua faktor yang seringkali merugikan daya tarik emas,” ujar Fawad.