Sebelumnya, harga emas dunia diperdagangkan dengan sedikit penurunan di sekitar USD 2.690 pada awal sesi di pasar Asia pada Senin (13/1/2025). Penurunan harga emas ini disebabkan oleh penguatan dolar AS yang didorong oleh data ketenagakerjaan AS (Non-Farm Payroll/NFP) yang lebih kuat dari perkiraan.
Namun, permintaan safe-haven akibat ketidakpastian seputar kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dan meningkatnya risiko geopolitik membantu membatasi pelemahan emas.
Analisis Dupoin Andy Nugraha menjelaskan, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini menunjukkan bahwa trend bullish masih mendominasi pada harga emas.
“Proyeksi hari ini mengindikasikan bahwa harga emas berpotensi naik hingga USD 2.701 sebagai target terdekat. Namun, jika terjadi reversal, penurunan harga dapat mencapai USD 2.675,” jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (!3/1/2025).
Dukungan terhadap harga emas juga datang dari risiko geopolitik global. Ketegangan di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina yang terus berlanjut menjadi katalis utama. Serangan Israel yang semakin intensif di Gaza serta laporan serangan di Lebanon selatan meningkatkan permintaan terhadap aset safe-haven.