Jakart: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Maret 2025 sebesar 1,03 persen (year-on-year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan Maret tahun lalu yang mencapai 3,05 persen.
Meski begitu, inflasi Maret 2025 tetap lebih tinggi dibanding Februari 2025 yang justru mengalami deflasi sebesar 0,09 persen yoy.
Makanan jadi penyumbang inflasi terbesar
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, menjelaskan inflasi kali ini terutama dipicu oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
“Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tahunan ini utamanya didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 2,07 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,61 persen,” kata dia dilansir Antara, Selasa, 8 April 2025.
Ia mengatakan bahwa komoditas dengan andil inflasi terbesar pada kelompok tersebut adalah cabai rawit, bawang merah, dan minyak goreng.
Selain itu, emas perhiasan juga memberikan andil besar terhadap inflasi sebesar 0,44 persen, disusul tarif air minum PAM (0,14 persen) dan nasi dengan lauk (0,04 persen).
Tarif listrik dan transportasi turun, sumbang deflasi
Meski ada tekanan dari bahan makanan, beberapa komponen justru mencatat penurunan harga yang cukup signifikan. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami deflasi dan menyumbang penurunan harga sebesar 0,74 persen.
“Komponen yang dominan memberikan andil deflasi adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, dan bensin,” ujar dia.
Mengenal komponen penyebab inflasi
Secara umum, BPS membagi penyebab inflasi ke dalam tiga komponen utama, yaitu:
1. Komponen Inti
Komponen ini naik 2,48 persen yoy dan menjadi penyumbang inflasi terbesar sebesar 1,58 persen. Komoditas utama di dalamnya adalah emas perhiasan, minyak goreng, kopi bubuk, dan nasi dengan lauk.
2. Komponen Harga Bergejolak (Volatile Food)
Naik 0,37 persen yoy, dengan andil inflasi 0,06 persen. Komoditas penyumbangnya antara lain cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih.
3. Komponen Harga Diatur Pemerintah (Administered Prices)
Mengalami deflasi 3,16 persen yoy, dengan andil deflasi 0,61 persen. Penurunan terutama berasal dari tarif listrik, tarif angkutan udara, dan bensin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id
(ANN)