Harga Beras Tak Terkendali, Gigin Praginanto: Akibat Terlalu Banyak Pencitraan

Harga Beras Tak Terkendali, Gigin Praginanto: Akibat Terlalu Banyak Pencitraan

“Kami sungguh sangat berharap sama pemerintah, di dalam posisi kita yang lagi bagus seperti ini, penyerapan Bulog banyak. Alangkah baiknya Bapak itu mempunyai inisiatif untuk mengeluarkan beras impor yang sudah cukup lama di gudang,” ujar Zulkifli dikutip dari CNBC Indonesia.

Ia menilai momentum ini sebagai kesempatan baik untuk melakukan stabilisasi harga di tengah keresahan yang mulai terasa di kalangan pedagang dan masyarakat.

Di pasar tersebut, harga beras medium saat ini mencapai Rp13.500 per kilogram, sementara jenis premium menembus angka Rp16.500 per kilogram.

Angka ini jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Sebagai pembanding, HET untuk beras medium ditetapkan sebesar Rp12.500 per kg untuk wilayah Zona 1, Rp13.100 di Zona 2, dan Rp13.500 di Zona 3.

Untuk kategori premium, HET masing-masing berada pada Rp14.900 (Zona 1), Rp15.400 (Zona 2), dan Rp15.800 (Zona 3), dengan HET nasional yang mengacu pada Rp14.900 per kg.

Salah satu pedagang beras di lokasi, Sugianto, mengonfirmasi bahwa kenaikan harga telah terjadi selama sepekan terakhir.

Ia menyayangkan kondisi ini, mengingat tingginya volume penyerapan beras oleh Bulog tidak diimbangi dengan distribusi yang memadai ke pasar.

“Memang ada hal aneh di sini, harga naik terjadi saat penyerapan beras sedang tinggi, kami minta ya jangan berfokus pada penyerapan, tapi bagaimana harus diserahkan,” cetusnya.

Para pedagang berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga demi keberlanjutan usaha dan menjaga daya beli masyarakat.