Harga Beras Premium di Bandung Lampaui Rp 10.300 per Kg, Bulog Gelontorkan 643 Ton Beras

2 February 2023, 23:47

TEMPO.CO, Bandung – Pemerintah Kota Bandung dan Bulog telah mendistribusikan sebanyak 643 ton beras. Volume beras untuk dilepas ke pasar itu melampaui dari rencana semula sebesar 500 ton itu.“Untuk mengendalikan harga, Pemkot Bandung bekerja sama dengan Bulog Cabang Bandung. Per Senin (30 Januari 2023) sudah mendistribusikan 643 ton. Ini sudah disalurkan di pasar,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah dalam keterangan resmi, Kamis, 2 Februari 2023.Baca: Buwas Soal Mafia Beras: Percuma Ditangkap Jika Tidak Selesai PersoalannyaDalam pelaksanaannya, beras tersebut disalurkan melalui pedagang pasar. Ada sejumlah persyaratan yang wajib dipatuhi untuk mendapatkan beras tersebut di antaranya Kartu Tanda Penduduk dan menjualnya tidak boleh melewati harga eceran tertinggi atau HET.“Syaratnya mudah bagi pedagang untuk memperoleh beras itu. Pertama Bulog menjual Rp8.300 per kilogram, dan pedagang wajib menjual sesuai HET Rp 9.450 per kilogram,” ujar Elly.Elly mengatakan, distribusi beras dilakukan untuk menekan lonjakan harga. Sebelumnya, pantauan Dinas Perdagangan dan Perindustrian menemukan harga rata-rata beras premium di Kota Bandung menembus Rp 10.300 per kilogram. Angka itu lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) beras Rp 9.450 per kilogram. “Ini antisipasi pengendalian meningkatnya harga beras premium. Karena harganya sudah di atas HET,” kata dia.Bulog Cabang Bandung telah menyiapkan hingga 3 ribu ton beras di gudang yang siap didistribusikan untuk menekan lonjakan harga beras. “Bulog Cabang Bandung siap menggelontorkan beras lagi. Karena masih ada 3.000 ton di gudang. Ini terus berlanjut, karena pedagang pasar di Kota Bandung sudah menjual beras dengan kemasan 5 kg,” tuturnya.Lebih jauh, Elly mengatakan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian memantau pendistribusian beras tersebut. “Kami cek kembali bagaimana efektivitas distribusi ke pasar di Bandung. Harapannya menurun dengan adanya distribusi ini.”Adapun sejumlah komoditas pangan lainnya diklaim dalam kondisi stok aman. Minyak goreng, misalnya, yang dikabarkan langka ternyata tidak benar. “Perlu kami luruskan ketersediaan stok kebutuhan barang pokok aman tersedia. Ketersediaan untuk minyak premium dan minyak curah yang menggunakan plastik dan pakai karet, itu tersedia,” ujar Elly.Menurut dia, kabar minyak goreng langka di Kota Bandung dipicu dari berkurangnya pasokan minyak goreng curah merek MinyaKita yang paling banyak diminati masyarakat karena dikemas dengan lebih rapi dengan menggunakan botol dengan warna yang jernih.“MinyaKita diserbu itu karena memang dikemas rapi, menggunakan botol terus warna jernih. Minyak ini banyak diminati sehingga warga memilih membeli minyak curah MinyaKita,” ucap Elly.Saat ini sejumlah distributor MinyaKita mengakui adanya kekurangan pasokan. Indomarco misalnya yang awalnya mendapat pasokan PT Bina Karya Prima, produsen Minyakita, sebanyak 1,5 juta liter untuk wilayah Bandung Raya.Namun per Desember 2022 perusahaan itu hanya mendapat 800 ribu liter pasokan MinyaKita. Per Januari 2023, angka itu kembali turun menjadi 300 ribu liter. “Pasokan hanya 20 persen dari normalnya. Itu yang terjadi, tapi masih berjalan,” kata dia.Sementara CV Bagus dan Panca yang juga distributor Minyakita melaporkan sudah tidak mendapatkan pasokan sejak Januari 2023. “CV Bagus sudah dari bulan Januari tidak dapat pasokan sama sekali untuk Minyakita ini,” kata Elly.Baca juga: Bos Bulog: 300 Ribu Ton Beras Impor Sudah Masuk, Sisanya di Lautan dan PelabuhanIkuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi