Harga Beras di Purwodadi Merangkak Naik, Ternyata Ini Penyebab Utama

21 February 2024, 12:50

GROBOGAN, suaramerdeka.com – Harga beras di Purwodadi, Grobogan Jawa Tengah terus merangkak naik.  Pedagang yang semula mematok beras dengan harga Rp 13 ribu kilogram kini menjualnya dengan harga Rp 14 ribu per kilogram. Sari pedagang Pasar Induk Purwodadi mengungkapkan harga beras mulai merangkak naik sejak Desember 2023.  Baca Juga: Prediksi Caleg yang Masuk di DPRD Kota Semarang dari Dapil 2 dalam Perhitungan Pileg 2024, Ada Rahmulyo dari PDIP dan Hasan Bisri dari PPP Utamanya karena pasokan beras dari agen yang terbatas.

“Harga naik sedikit demi sedikit sekitar Rp 200 hingga sekarang. Pasokan beras terbatas karena petani gagal panen,” katanya Selasa (20/2/2024). Menurutnya, banjir yang menimpa hampir di 17 kecamatan di Grobogan juga menjadi penyebab stok beras menjadi menipis.  Baca Juga: Klasemen Liga Voli Putri Korea Hari Ini, Selisih Poin Red Sparks dengan Pink Spiders 10 Poin, Megawati Hangestri Bersiap Unjuk Gigi Sementara itu, Sri Wulandari pedagang lain mengaku tidak bisa berbuat banyak. Ia menaikkan harga beras karena harga dari distributor juga sudah sangat tinggi. “Kami para pedagang juga sulit kalau diminta menjual dengan harga murah. ” Baca Juga: Ini Perbedaan Minecraft Dungeons dan Legends yang Dikembangkan Mojang Studios, Sama sama Strategi Tapi Lebih Menarik yang Mana? “Bisa rugi. Dijual mahal sepi pembeli. Jadi dilema,” keluhnya. Kepala Disperindag Grobogan Pradana Setyawan menilai fenomena melambungnya harga beras terjadi di seluruh Indonesia. Penyebab kenaikan komoditas utama masyarakat itu karena dampak el nino yang mengakibatkan banyak petani panen gagal.  Danis mengatakan stok beras di Grobogan kini menipis dan terus mengalami penurunan stok. Kendati demikian, pihaknya bekerjasama dengan Bulog untuk menekan harga beras di masyarakat. Baca Juga: Hasil Suara Sementara Pileg DPRD Kabupaten Grobogan 2024: PDIP Pimpin Perolehan Suara 30,84 Persen, Hanura dan Golkar Bersaing Ketat “Solusinya dengan mendistribusikan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP),” katanya. Disperindag menunjuk 25 agen di Pasar Induk Purwodadi untuk menyalurkan beras SPHP. Di pasar-pasar lain pun ada beberapa agen yang telah ditunjuk untuk membeli beras langsung ke Bulog. “Di Pasar Induk Purwodadi ada 25 agen, Pasar Godong ada 5 agen, dan Pasar Wirosari juga ada beberapa,” terang Danis. Nantinya, para agen dijatah satu ton per pekan. Agen itu menebus beras dari Bulog sebesar Rp 9.950 dan wajib menjualnya sesuai harga eceran tertinggi (HET) pemerintah, yakni sebesar Rp 10.900.  Ia menjelaskan saat ini disparitas harga beras sangat tinggi. HET itu Rp 10.900 per kilogram sedangkan beras medium di pasaran dipatok dengan harga Rp 14.500 per kilogram. “Akhirnya cepat habis. Baru sehari langsung habis,” imbuhnya.  Danis memprediksi harga beras bisa kembali normal medio pertengahan Maret 2024 saat panen raya. ***

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi