Hangatnya Pecel Blora dan Sinergi di Balik Jeruji Lapas Kelas IIB Mojokerto

Hangatnya Pecel Blora dan Sinergi di Balik Jeruji Lapas Kelas IIB Mojokerto

Mojokerto (beritajatim.com) – Jumat pagi (16/6) yang biasanya hening di Lapas Kelas IIB Mojokerto berubah hangat oleh aroma bumbu kacang dari pecel khas Blora. Ratusan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tampak antusias menyambut kegiatan sarapan bersama yang melibatkan petugas Lapas, jajaran TNI, dan Polri.

Kegiatan ini bukan sekadar makan bersama. Di balik piring-piring pecel lengkap dengan ayam goreng dan kerupuk, terselip pesan kuat. Membangun sinergi dan suasana kekeluargaan sebagai fondasi ketertiban. Kegiatan ini melibatkan 970, petugas Lapas, serta jajaran TNI dan Polri.

Sejak pukul 05.30 WIB, seluruh petugas dikerahkan untuk memastikan kegiatan berjalan tertib. Dengan semangat kekeluargaan yang mengemuka dalam tiap sendok pecel, Lapas Mojokerto memberi contoh bahwa pembinaan bisa dimulai dari hal sederhana, asal dilakukan bersama-sama dan dengan hati.

Tak tanggung-tanggung, tiga pucuk pimpinan keamanan hadir langsung, Dandim Mojokerto, Kapolres Mojokerto, dan Kapolres Mojokerto Kota. Kehadiran mereka menjadi simbol kuat sinergitas antar lembaga. Kegiatan tersebut bertujuan mempererat hubungan emosional antar seluruh pihak demi menciptakan suasana yang aman, tertib, dan kekeluargaan.

Kegiatan juga diisi dengan pembagian bantuan sosial berupa sabun dan peralatan mandi bagi seluruh WBP sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan mereka. Ini merupakan hasil kolaborasi Lapas dengan dua Polres di Mojokerto Raya. Aksi nyata yang menegaskan bahwa kesehatan dan kebersihan warga binaan juga jadi prioritas.

Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan, menginisiasi kegiatan ini sebagai wujud komitmen menciptakan lingkungan Lapas yang aman dan kondusif. “Sarapan bersama ini menjadi momen untuk mempererat hubungan emosional antara WBP, petugas, dan aparat penegak hukum,” ujarnya, Jumat (16/5/2025).

Kalapas menekankan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk mempererat hubungan emosional antara WBP, petugas, dan aparat penegak hukum. Menurutnya, kebersamaan yang terjalin dalam suasana kekeluargaan menjadi kunci utama dalam menciptakan suasana aman dan kondusif di lingkungan Lapas.

“Kami sangat berterima kasih kepada jajaran TNI-Polri yang selalu siap membantu menjaga ketertiban dan keamanan di Lapas Mojokerto. Sarapan bersama ini bukan sekadar acara makan, tetapi menjadi ajang untuk memupuk rasa kekeluargaan dan kebersamaan antar semua pihak,” harapnya.

Dengan sinergitas yang kuat tersebut, pihaknya berharap Mojokerto Raya tetap aman secara umum dan Lapas Kelas IIB Mojokerto selalu kondusif. Kehadiran Dandim Mojokerto, Kapolres Mojokerto, dan Kapolres Mojokerto Kota dalam kegiatan ini menjadi bukti kuat sinergitas antara Lapas Kelas IIB Mojokerto dengan jajaran TNI-Polri.

“Over kapasitas bukan alasan untuk tidak memberi pembinaan yang layak. Kalau hubungan sudah harmonis, potensi pelanggaran pun bisa ditekan. Inilah bentuk pembinaan yang sebenarnya. Kami juga ingin WBP tetap sehat dan bersih, karena kebersihan adalah bagian dari disiplin dan ketertiban,” katanya.

Antusiasme para WBP terlihat jelas saat mereka menikmati sarapan bersama dengan menu pecel khas Blora, lengkap dengan lauk ayam goreng dan kerupuk. Salah seorang WBP yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan rasa bahagianya dapat menikmati sarapan bersama dalam suasana kekeluargaan.

“Hari ini rasanya seperti sarapan di rumah. Pecelnya enak, suasananya hangat. Kami merasa lebih dekat dengan petugas, tidak ada jarak. Insya Allah dengan kegiatan seperti ini, kami tidak akan berpikir macam-macam atau melakukan pelanggaran. Pelayanan dari petugas semuanya baik, ramah, dan gratis. Kami merasa aman dan nyaman,” tambahnya.

Kegiatan ini bukan pertama kali digelar Lapas Kelas IIB Mojokerto. Sejak menjabat empat bulan lalu, Rudi telah tiga kali menggelar kegiatan serupa. Konsistensi ini menandai visi besar yang dibawahnya menjadikan Lapas Kelas IIB Mojokerto bukan sekadar tempat tahanan, tapi rumah pembinaan yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. [tin/aje]