PIKIRAN RAKYAT – Hamas menyepakati proposal gencatan senjata terbaru Gaza dari mediator, Mesir dan Qatar. Menurut pemimpin kelompok Palestina itu, proposal sampai ke tangan mereka dua hari lalu.
Informasi ini dikonfirmasi Khalil al-Hayya dalam pidato yang disiarkan televisi, Sabtu, 29 Maret 2025.
“Deux hari yang lalu, kami menerima proposal dari mediator di Mesir dan Qatar. Kami menanggapinya dengan positif dan menerima proposal tersebut,” katanya, dikutip dari Reuters, Minggu, 30 Maret 2025.
“Kami berharap pendudukan (Israel) tidak akan merusaknya,” ujar Hayya melanjutkan.
Hayya merupakan pemimpin tim negosiasi Hamas dalam perundingan tidak langsung tersebut. Adapun tujuan pembahasan ialah mencapai gencatan senjata dalam genosida Israel atas Gaza, yang dimulai pada Oktober 2023.
Israel Akhirnya Setuju?
Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada Reuters, Kamis, 27 Maret 2025, Mesir telah menerima indikasi positif dari Israel Penjajah mengenai proposal gencatan senjata baru yang akan mencakup fase transisi.
Proposal tersebut menyarankan agar setiap minggu, Hamas melepaskan lima dari sandera Israel yang ditahan.
Kantor Perdana Menteri Israel mengungkap, mereka telah mengadakan serangkaian konsultasi sesuai dengan proposal yang diterima dari mediator. Hasilnya, Israel telah menyampaikan proposal balasan kepada mediator dengan koordinasi penuh dengan Amerika Serikat (AS).
Reuters sudah bertanya kepada kantor perdana menteri Benjamin Netanyahu mengenai kesepakatan Israel atas proposal gencatan senjata kali in, tetapi hingga kini belum ada respons apa pun.
Gencatan Senjata Berfase
Fase pertama gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada 19 Januari 2025, setelah 15 bulan perang dan melibatkan penghentian pertempuran, pembebasan beberapa sandera Israel yang ditahan Hamas, dan pembebasan beberapa tahanan Palestina.
Fase kedua dari kesepakatan tiga fase ini dimaksudkan untuk fokus pada kesepakatan mengenai pembebasan sandera yang tersisa dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Hamas mengatakan bahwa proposal apa pun harus memungkinkan dimulainya fase kedua, sementara Israel menawarkan untuk memperluas fase pertama yang berlangsung selama 42 hari.
Israel juga menyerukan pada Hamas untuk menyerahkan senjatanya pada Israel dan AS. Hayya menegaskan, persenjataan kelompok Hamas adalah hal mutlak yang tidak akan mereka serahkan selama “pendudukan Israel” ada.
Selain penyerahan senjata, Israel dan AS melarang Hamas untuk memiliki peran dalam pengaturan Gaza pasca-perang.
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News