Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Hamas Akan Tanggapi Tawaran Gencatan Senjata Terbaru Israel Dalam 48 Jam, IDF Pakai Taktik Bom Sipil – Halaman all – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Hamas Akan Tanggapi Tawaran Gencatan Senjata Terbaru Israel Dalam 48 Jam, IDF Pakai Taktik Bom Sipil – Halaman all

Hamas Akan Tanggapi Tawaran Gencatan Senjata Terbaru Israel Dalam 48 Jam, IDF Pakai Taktik Bom Sipil – Halaman all

Hamas Akan Tanggapi Tawaran Gencatan Senjata Terbaru Israel Dalam 48 Jam, IDF Pakai Taktik Bom Sipil

TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kalau gerakan perlawanan Palestina itu akan menyerahkan jawaban atas proposal Israel untuk pertukaran sandera-tahanan kepada mediator dalam waktu 48 jam.

Juru bicara Hamas, Jihad Taha kepada saluran Qatar Al-Araby Al-Jadeed mengatakan kalau upaya mediator untuk mencapai kesepakatan sedang berlangsung.

Dia menekankan kalau gerakannya merespons secara positif keinginan mediator (Mesir, Qatar, dan AS) untuk menghentikan perang di Gaza.

Namun Taha menambahkan, mediator perlu menunjukkan sikap tegas ke Israel yang terbukti berulang kali melanggar kesepakatan sebelumnya.

“Sikap Israel yang menghindari komitmen terhadap proposal yang diajukan oleh para mediator memerlukan intervensi tegas dari komunitas internasional, khususnya pemerintah AS, untuk menekan Israel agar mematuhi apa yang telah disepakati,” kata dia dikutip dari Khaberni, Selasa (15/4/2025).

Pihak Mesir melaporkan kalau usulan perjanjian antara Israel dan Hamas mencakup pembebasan tujuh hingga sembilan sandera hidup.

Usulan tersebut disampaikan kepada Hamas, dan gerakan itu menyatakan kesediaannya untuk membahasnya.

Namun, Hamas dilaporkan belum mundur dari posisi berprinsipnya kalau semua tahanan akan dibebaskan hanya dengan imbalan gencatan senjata permanen—sebuah posisi yang tidak ingin diterima oleh Netanyahu dan kepala negosiator Israel, Dermer.

Kesenjangan ini yang berpotensi kembali menjadi faktor gagalnya perundingan.

Reuters mengutip pernyataan pejabat senior Hamas kemarin yang mengatakan kalau gerakan tersebut siap membebaskan para sandera Israel secara sekaligus jika gencatan senjata dilakukan secara permanen dan Israel melakukan penarikan pasukan penuh dari Jalur Gaza.

Namun, Mesir menyampaikan pesan yang jelas kepada gerakan tersebut:

“Jendela kesempatan untuk negosiasi terbatas, setelah itu Israel akan meningkatkan tekanan militer.”

AGRESI GAZA – Pasukan Israel (IDF) memasuki wilayah Gaza Utara. Agresi baru IDF ke Jalur Gaza rupanya disertai penentangan dari kalangan internal militer Israel, terlebih IDF dilaporkan memiliki tujuan untuk menduduki Jalur Gaza dalam agresi kali ini. (IDF/Ynet)

Rincian Usulan Gencatan Senjata Israel

Sebuah sumber yang terlibat dalam negosiasi mengatakan dua minggu ke depan sangat penting untuk menentukan apakah terobosan akan dicapai untuk gencatan senjata parsial lainnya.

Sumber keamanan lain menyatakan: “Ini adalah hari-hari penting, tetapi belum ada kesepakatan substantif.”

TV Al-Mayadeen milik kelompok Hizbullah Lebanon, juga melaporkan kalau rincian tawaran yang diajukan Israel tampaknya mencakup pembebasan 10 sandera, termasuk tentara AS Idan Alexander.

Menurut laporan, perjanjian tersebut akan mencakup gencatan senjata sementara selama 45 hari, di mana 10 sandera Israel yang masih hidup dan 16 sandera Israel yang telah meninggal akan dibebaskan.

Sebagai imbalannya, Israel akan mengizinkan bantuan dan peralatan masuk ke Gaza, dan ratusan tahanan Palestina akan dibebaskan.

Pejabat Mesir mengatakan kepada saluran Qatar kalau “Israel melanjutkan kebijakannya untuk menghindari kewajibannya, sambil terus memaksakan fakta-fakta baru di lapangan dengan kekerasan.”

Sumber tersebut mengatakan, pembicaraan yang diadakan dalam beberapa hari terakhir antara mediator regional dan internasional gagal membujuk Israel untuk membuat konsesi substantif apa pun.

Menurut sumber tersebut, “pemimpin Mesir yakin bahwa Israel memanfaatkan negosiasi tersebut sebagai kedok untuk melanjutkan operasi militernya, terutama di wilayah Rafah.”

SERANGAN UDARA ISRAEL – Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan bekas ledakan bom dari serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, Sabtu (14/3/2025). Israel berdalih, serangan menargetkan terduga milisi perlawanan yang hendak memasang perangkap. Sejumlah saksi menuturkan kalau para korban adalah warga sipil, termasuk 4 jurnalis dari 9 korban yang dilaporkan. (khaberni/tangkap layar)

Taktik Israel Bombardir Warga Sipil

Sumber keamanan Israel mengonfirmasi kalau masih ada kesenjangan dan jarak yang signifikan dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza dan penyelesaian kesepakatan pertukaran sandera- ahanan dengan Hamas.

Sumber itu menambahkan kepada surat kabar Israel Yedioth Ahronoth kalau meskipun terdapat kesenjangan dan jarak yang signifikan dalam negosiasi tersebut, ia mengharapkan sebuah kesepakatan akan dicapai dalam beberapa minggu.

Sumber itu menekankan kalau Israel menuntut sembilan atau sepuluh tahanan hidup, sementara Hamas telah menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan tujuh atau delapan tahanan.

Sumber tersebut mengklaim kalau Hamas menetapkan persyaratan yang “tidak dapat diterima” bagi Tel Aviv merujuk pada permintaan Hamas agar perang dihentikan sepenuhnya dan Israel menarik mundur pasukan dari Gaza.

Karena itu, kata sumber, Israel meyakini kalau tekanan militer akan membuahkan hasil.

Tekanan militer yang dimaksud adalah bombardemen buta Israel yang sebagian besar justru menyasar warga sipil ketimbang milisi. 

“Makanan dan bahan bakar akan habis dalam beberapa minggu ke depan, dan kembalinya warga Palestina ke Gaza utara telah sepenuhnya dicegah,” katanya menjelaskan bentuk lain dari tekanan militer lain yang dimaksud.

Sumber tersebut menunjukkan adanya tekanan terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, “yang membuat mereka tidak stabil,”.

Dia menekankan kalau tekanan politik dan militer kemungkinan besar akan menekan Hamas dan menghasilkan kesepakatan, katanya.

Hamas mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sedang mempelajari proposal yang disampaikan oleh para mediator “dengan tanggung jawab nasional yang besar,”.

Hamas menekankan bahwa setiap perjanjian dengan Israel harus mencakup gencatan senjata dan rekonstruksi Gaza.

Sebelumnya, Agence France-Presse mengutip seorang pejabat Hamas yang mengatakan bahwa gerakan itu siap membebaskan semua tahanan Israel dengan imbalan gencatan senjata dan penarikan pasukan dari Jalur Gaza.

 

(oln/khbrn/*)

 
 

Merangkum Semua Peristiwa