JAKARTA – Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menjadi tamu penting dalam peluncuran buku sang musisi legendaris, Enteng Tanamal. Buku berjudul Memahami Hak Cipta dan Tata Kelola Royalti dalam Industri Musik Indonesia ini diperkenalkan di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Kamis, 9 Oktober kemarin.
Acara peluncuran ini sekaligus menjadi perayaan ulang tahun ke-81 Enteng Tanamal, tokoh yang gigih berjuang menyuarakan tata kelola hak cipta musisi Indonesia.
Menbud Fadli Zon menyambut baik lahirnya buku ini, tepat ketika isu hak cipta dan tata kelola royalti semakin krusial di tengah pesatnya kemajuan teknologi digital. Ia menyebut pengelolaan hak cipta dan royalti semestinya mengikuti perkembangan zaman yang ada.
“Kemajuan teknologi membuat industri musik semakin kompleks. Karena itu, regulasi dan tata kelola hak cipta harus terus disesuaikan dengan zaman,” ujar Fadli dalam keterangan tertulis, 10 Oktober.
Ia juga menjelaskan bahwa Kementerian Kebudayaan sedang menggelar Konferensi Musik Indonesia (KMI) di Hotel Sultan Jakarta pada 8–11 Oktober 2025, yang mempertemukan para musisi, pencipta lagu, promotor, penulis, hingga pengelola industri musik. Forum itu diharapkan menjadi ruang dialog untuk membangun ekosistem musik yang sehat, berdaya ekonomi, dan berperan sebagai diplomasi budaya.
“Musik adalah soft power yang mempersatukan kita, mengiringi kehidupan masyarakat dalam setiap suasana,” tegas Fadli Zon.
Perjuangan untuk membenahi pengelolaan hak cipta juga menjadi concern pemerintah yang kini mendorong musik sebagai bagian penting dari Cultural and Creative Industry (CCI)—sektor yang mengandalkan kreativitas dan bakat individu untuk menciptakan nilai sosial dan ekonomi.
“Industri budaya seperti musik, film, dan desain bisa menjadi sumber kesejahteraan baru,” ujarnya.
Selain sistem yang mumpuni, Menbud juga menekankan perlunya kebijakan yang adil bagi semua pihak.
“Penghargaan terhadap pencipta lagu, penyanyi, dan seluruh pelaku musik adalah bentuk perlindungan hak budaya. Tata kelola performing rights perlu disusun dengan win-win solution,” tegasnya.
Buku karya Enteng Tanamal ini tidak hanya mengulas hak cipta dan sistem royalti di Indonesia, tetapi juga merekam perjalanan hidupnya di dunia musik. Sebagai pendiri Yayasan Karya Cipta Indonesia, Enteng dikenal sebagai pelopor perjuangan hak cipta musisi tanah air.
Peluncuran buku tersebut juga dihadiri berbagai tokoh musik nasional seperti Guntur Soekarnoputra, Candra Darusman, Dwiki Darmawan, dan Krisdayanti, serta perwakilan Perpusnas RI, LMK, dan organisasi profesi musik.
