Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Hacker China Merajalela di Berbagai Negara

Hacker China Merajalela di Berbagai Negara

Jakarta

Ratusan dokumen yang diduga berasal dari hacker China tersebar di internet, dan menunjukkan bagaimana aksi mereka di berbagai negara.

Ada lebih dari 570 file dan dokumen yang diposting ke GitHub, yang berisikan aktivitas peretasan di berbagai negara oleh iSoon. Menurut Washington Post, iSoon ini adalah kontraktor keamanan yang punya hubungan dengan Kementerian Keamanan Publik China.

“Kami punya banyak alasan untuk mempercayai kalau ini adalah data otentik dari kontraktor spionase siber domestik dan global dari China,” kata ahli keamanan siber John Hultquist.

Sementara itu Associated Press menyebut kepolisian China sudah menginvestigasi kebocoran data ini, berdasarkan keterangan dari dua karyawan iSoon yang tak disebutkan namanya. Dua orang itu menyebut dokumen yang bocor memang berasal dari iSoon.

Ratusan dokumen tersebut memperlihatkan target dari aksi peretasannya, dari mulai badan pemerintahan sampai perusahaan di berbagai sektor, misalnya perusahaan telekomunikasi dari setidaknya 20 negara, yaitu Inggris, India, Korea Selatan, Thailand, dan Malaysia.

Terungkap juga kalau hackernya mengaku bisa mengeksploitasi celah keamanan dari software bikinan Microsoft dan Google. Juru bicara Microsoft tidak berkomentar mengenai hal ini, namun juru bicara Google menyebut dokumen tersebut tidak menyebut celah keamanan di software Google secara spesifik.

Menurutnya, dokumen tersebut hanya menjelaskan teknik malware standar yang sudah banyak diketahui tim keamanan Google, demikian dikutip detikINET dari Business Insider, Jumat (23/2/2024).

Laporan Washington Post tak menyebut target di AS secara spesifik, namun dokumen-dokumen tersebut sejalan dengan berbagai peringatan dari badan keamanan di AS terkait aksi hacker China.

Misalnya bos FBI Christopher Wray yang pernah menyebut China punya program peretasan terbesar di dunia. Ia pun menyebut China sudah mencuri berbagai data pribadi dan perusahaan dengan jumlah yang paling banyak dibandingkan gabungan negara-negara lain.

Bahkan ia pun tak malu mengakui kalau FBI kewalahan dalam mengatasi aksi hacker China tersebut.

“Jika setiap agen siber dan analis intelijen FBI difokuskan untuk mengatasi ancaman China secara eksklusif, jumlah hacker China masih tetap jauh lebih banyak dengan rasio 50 banding 1,” kata Wray.

(asj/asj)